10. Destiny

23 8 1
                                    

Takdir yang terlalu kejam untuk kita ataukah kita yang terlalu kejam karena telah menyalahkan takdir??

#########

Saat pelajaran menjelang bel istirahat, konsentrasi Rain buyar saat Farel berjalan melintasi kelasnya, Rain yang duduk paling belakang dan sangat dekat dengan jendela itu pun melihat Farel tanpa sengaja

Namun, respon Farel sama seperti kemarin-kemarin

Dia hanya terus berjalan tanpa peduli dengan tatapan Rain yang selalu mengarah ke arahnya. Padahal Rain yakin kalau Farel melihat nya, bahkan dengan sangat jelas

Setelah Farel melewati kelasnya, Rain duduk termenung memikirkan perkataan Farel tadi

Benarkah Reyhan menyukainya??

Jika iya

Kenapa bisa??

***

Bel istirahat pertama berbunyi, Rain masih sama seperti tadi. Melamun kan hal yang sangat mengganggu pikirannya dari saat pelajaran pertama sampai istirahat sekarang

Tiba-tiba ada suara yang menyentaknya kembali pada kenyataan, suara jendela di ketuk oleh seseorang

Panjang umur pendek nafas sekali orang itu

Baru tadi Rain memikirkannya, eh sekarang orangnya sudah muncul

Eh? Memikirkannya?? Tidak, tidak. Rain tidak memikirkan Reyhan, dia hanya memikirkan apa benar Reyhan mempunyai perasaan padanya. Tentu itu definisi yang berbeda bukan?

"In, ayok ke kantin"

Reyhan kesal karena Rain tidak meresponnya saat dia mengetuk-ngetuk jendela, akhirnya dia pun membuka sedikit jendela itu agar kepalanya bisa masuk

"Gak, males" respon Rain singkat

"Males apa gak ada duit Lo"

Rain berdecih sambil melirik Reyhan sinis
"Gak usah sok banyak duit kalo tampang Lo melas begitu"

Reyhan memulai drama gilanya, pura-pura tersakiti oleh perkataan Rain barusan sambil memegang dadanya
"Perkataan mu Mba, benar-benar menusuk lambung dan usus besar ku"

"Lambung dan usus besar itu ada di perut, bukan di dada" jawab Rain enteng

"iya gue tau, gue kan pinter" Rain pikir dia tidak tau? setiap hari saja dia belajar tentang bagian-bagian tubuh manusia. Tak mungkin dia tidak tau

"Bapak Ekonomi dunia namanya siapa Rey?" Rain ingin mengetes Reyhan, yang katanya mendapatkan gelar sebagai manusia jenius hari ini

"Reyhan Aksen Wijaya" ucapnya dengan bangga

Rain menatap Reyhan dengan datar sambil menegakkan badannya, dan duduk menghadap Reyhan yang masih berada di jendela kelas itu

"ekonomi bakal ancur kalo gitu mah" Reyhan mencibir pada gadis itu

"nih ya Rey, bapak Ekonomi Dunia namanya Adam Smith, Bapak Ekonomi Indonesia namanya Mohammad Hatta"

Reyhan meneguk ludah nya dengan susah payah, dia tidak sanggup lagi mengadu ilmu pengetahuan yang di milikinya pada Rain

Rain tertawa renyah melihat ekspresi Reyhan yang sangat ingin dia timpuk menggunakan meja

"Yaudah, gue berubah pikiran. Ayok ke kantin tapi, traktir ya"

Secercah sinar bulan di pagi hari timbul di wajah Reyhan
"Siap, Lo mau apaan aja gue beliin. Gak tega gue liat Lo kelaperan gitu"

Mereka berjalan beriringan menuju kantin, Rain baru menyadari kalau sahabat idiot nya itu termasuk dalam kategori siswa terkenal di sekolahnya. Kenapa Rain baru menyadari nya??

RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang