17. Never Happen

20 6 2
                                    

Happy Reading

###

Kau sibuk menjaga satu hati tanpa memperdulikan hati yang lain, padahal bisa saja mereka kau sakiti lebih dulu

__________________________________

Pagi harinya, Rain sedang berada di depan kelas. Dia hanya duduk melamun, tentu saja dia memikirkan perkataan Bagas kemarin. Hal itu selalu terputar dalam pikiran Rain. Bingung dia sangat bingung, kenapa Bagas tiba-tiba jadi tidak mempercayai Reyhan bahkan dia menjadi meragukan Reyhan

Padahal dulu, kakaknya itu sangat mempercayai Reyhan melebihi dirinya sendiri

"Jangan terlalu mengandalkan seseorang dalam hal apapun. Cukup Lo andelin diri sendiri.." Rain memilih untuk memilin-milin bagian bawah baju nya dengan tatapan mata yang terarah sepenuhnya pada Bagas

"Siapa pun itu jangan pernah andelin dia.."

Entah kenapa arah perkataan Bagas membuat dirinya sesak nafas sendiri
"Siapa pun?" Bagas mengangguk

Rain berusaha mengontrol dirinya sendiri untuk berbicara lagi
"Bahkan Reyhan sekalipun gak boleh?"

"Kali ini gue setuju sama perkataan Farel. Manusia gak selalu buat bahagia dan gak selalu bisa di andalkan. Kadang ada aja kelakuan mereka yang membuat orang-orang terdekatnya kecewa.." Bagas melirik Rain yang sedang terpaku di tempatnya

"Gue tau Lo pinter, Lo ngerti maksud gue kan Rain?"

Farel, dia kah yang membuat kepercayaan Kaka nya pada Reyhan memudar? Jika iya, Bagaimana bisa Farel bilang seperti itu pada kakaknya? Dia mau memisahkan dia dan Reyhan, begitukah?

"Hey, kok di luar gak masuk?"

Seseorang menepuk bahu Rain pelan, Rain mendongak ingin tau siapa yang menepuk bahunya

Ternyata itu Farel, panjang umur sekali dia

Rain tersenyum sesaat dan bergeser untuk memberikan ruang agar Farel bisa duduk di sebelahnya

"Kenapa? Ada masalah?" Tanya Farel lembut sembari mendudukkan dirinya di samping gadis itu

Rain memandang ke arah depan dengan tatapan kosong lalu, dia melirik Farel yang sedang menatapnya juga. Tatapan mereka terkunci beberapa detik

Farel menatap Rain penuh dengan tanya sedangkan Rain menatap Farel mencari sesuatu hal yang mengganjal di bola mata cowok itu

"Kenapa?" Rain buka suara

"Apa?" Farel balik bertanya karena dia tak mengerti kemana arah perbincangan Rain

"Kenapa ngomong kaya gitu ke Kak Bagas? Dia salah apa sama kamu?"

Mata Farel memicing, berusaha menyelidiki siapa sebenarnya yang Rain maksud "apa sih? Gak ngerti aku" keluh Farel pada akhirnya

"Kamu kenapa buat kak Bagas jadi ngerasa ragu ke Reyhan?"

Farel menatap Rain dengan tatapan datar lalu dia tersenyum tipis "aku gak buat kak Bagas ragu ke Reyhan, aku cuma jelasin kalo gak ada seorang pun yang bisa di percaya dengan sepenuh hati di dunia ini, itu bener kan?"

"Iya, termasuk kamu"

Hati Farel tercubit mendengar itu

"Kalo tujuan kamu ngomong kaya gitu ke kakak aku hanya untuk membuat diri kamu menjadi nomor satu di depan dia, kamu bisa aja berhasil Rel.. tapi untuk jadi nomor satu di mata aku, kamu gak akan bisa lagi.."

RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang