7. Jurang Terdalam

30 7 3
                                    

Kau seperti siang hari. Dan aku, aku ibarat burung hantu yang takut muncul pada siang hari. Padahal siang tidaklah membunuhnya
-Reyhan Aksen Wijaya

####

Sedari tadi saat Bagas sampai di sekolahnya hingga jam istirahat sekarang, entah kenapa pikirannya menjadi tidak fokus karena dia masih terbayang ekspresi wajah adiknya tadi pagi

Kenapa Rain bisa memasang wajah gelisah seperti itu?? Seperti bukan adiknya

"Woy, ngapain ngelamun?? Ada rapat OSIS nih sekarang, buruan"

Bahkan teguran dari bawahannya alias Wakil Ketua OSIS saja tidak Bagas dengarkan

"Woy, Pak Ketos yang terhormat"

Bagas masih sibuk memikirkan adiknya itu

Hingga temannya itu menoyor kepalanya, baru lah Bagas tersadar lalu membentak sang pelaku utama

"Apaan si!!!" Bentak Bagas nyaring hingga seluruh pasang mata di kantin melihat kearahnya

"Lo dari tadi gue panggil malah ngelamun kaya kelilit utang Tupperware!!" Bentak temannya balik namun Bagas hanya terdiam

"Cepetan, Gas"

Bagas melirik Tama sekilas lalu, kembali melamun

"BAGAS!!"

"Lo duluan aja Sono, ribet banget" lalu Bagas pergi dari kantin

Meninggalkan Tama yang menganga lebar di kantin karena kelakuan atasannya sekaligus sahabat karib nya itu

"Itu anak otaknya melorot apa gimana si?? Heran gue" Tama menggeleng-gelengkan kepalanya takjub

Bagas pergi ke kelasnya karena kepalanya jadi pusing sendiri memikirkan Rain

Apa dia perlu untuk bertanya pada Rain??

Ya, kali ini dia harus mengalahkan rasa gengsinya

Bagas berhenti sejenak, untuk mengambil handphone nya yang berada di saku celana lalu mengetik pesan singkat yang di tujukan untuk adiknya

"Bagas!!! Ke ruang OSIS cepetan!!"

Bagas memutar bola matanya kesal, kepalanya pening dan sekarang dia harus rapat OSIS. Sungguh indah hari ini

***

Sepulang sekolah, Rain menunggu Farel di parkiran sekolahnya. Dia sudah mengambil resiko apabila nanti Farel lupa

Tapi, sepertinya Farel tidak lupa karena tadi sikapnya sangat peduli pada Rain. Farel memeluk Rain dengan erat saat tadi dia menangis di kelas

Ya, walaupun Farel hanya memeluk Rain tanpa mengatakan satu kata pun Rain tetap senang. Karena itu bearti Farel masih memasang badan untuknya

Saat mengingat kejadian tadi, Rain jadi tersenyum tidak jelas. Dia duduk sembari mengayunkan kakinya dan bersenandung kecil tentu saja dengan senyum merekah

"Oy!!"

Seseorang mengagetkannya dari belakang, sudah bisa Rain tebak siapa orang itu

"Ck" Rain berdecak kesal

Orang itu selalu saja mengganggu ketenangan nya

"Dih, tengil banget Lo" celetuk orang itu

Tapi, Rain tidak memperdulikan itu, dia tetap memandang ke depan tanpa mau menatap orang di sebelahnya. Senyum Rain tadi lenyap tiba-tiba saat kedatangan orang tidak di undang di sebelahnya

RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang