6. Her Smile

35 7 2
                                    

Aku bukanlah alasan kenapa dirimu tersenyum. Tapi, setidaknya aku akan berusaha mempertahankan senyuman di wajahmu agar tidak berganti menjadi tangisan
-Reyhan Aksen Wijaya

####

Di perjalanan menuju kelas, kedua pasangan itu hanya terdiam karena suasana mulai terasa canggung. Berbeda dengan suasana di kantin tadi

Rangkulan tangan Farel pada bahu Rain pun terlepas seiring mereka berjalan menjauhi kantin

Mulut Rain gatal ingin bertanya pada Farel, dengan sejuta kali pertimbangan akhirnya Rain memberanikan diri bertanya
"K-kok di lepas??"

Persetan dengan harga diri

Tatapan Farel hanya lurus memandang ke depan tanpa sedikit pun menoleh kearahnya

"Ada Reyhan tadi"

Tunggu, ini maksudnya Farel merangkulnya hanya jika sedang berhadapan dengan Reyhan??

"Ada Rey?? Jadi kamu ra-"

Omelan Rain terhenti karena suara bel masuk mulai terdengar nyaring di seluruh penjuru sekolah

"Udah bel, masuk sendiri bisa kan?? Nanti tunggu aja di parkiran, aku anterin kamu pulang. Kalo gak lupa itu juga"

Farel pergi dengan santainya tanpa beban sedikitpun. Dia berbicara seolah-olah perkataannya tadi tidaklah membuat hati Rain meledak

Rain melihat kepergian Farel dengan tatapan tidak percaya atas seluruh perkataan menyakitkan yang akhir-akhir ini selalu di lontarkan oleh kekasihnya itu

Dan dengan bodohnya Rain malah memaafkannya begitu saja padahal sang pengucap tidak merasa bersalah sedikitpun

Rasa cinta seolah membutakan Rain

Ya memang seperti itulah, jika sudah memutuskan jatuh cinta sangat dalam dan menaruh harapan lebih padanya

Rain berjalan menuju kelasnya sendirian sedangkan Farel pergi ke lantai 2. Karena memang Rain dan Farel berbeda kelas

Saat sampai di kelas, dia terkejut karena melihat teman sekelasnya yang sedang menyalin kerja rumah kemarin

Ah ya, pelajaran kimia. Untung saja Rain sudah mengerjakan nya jadi dia tidak harus bersusah payah menyalin pekerjaan rumah temannya itu. Mereka juga tidak akan memberikannya pada Rain

"Rain, liat Bu Rita gak tadi??" Tanya salah satu anak cowok di kelas Rain

Mana Rain tau, dia tadi dia melihat ke arah Ruang guru

"Gak liat. Mungkin masih di ruang guru"

Anak cowok itu mengangguk lalu, kembali menyalin tugasnya sebelum guru datang

Sedangkan Rain hanya duduk terdiam di tempatnya sambil bersenandung kecil

Detik setelahnya, Bu Rita datang. Membuat seisi kelas kocar-kacir karena terkejut

Beliau datang dan langsung memasang wajah datarnya membuat keadaan kelas hening semuanya

"Siapa yang mengerjakan tugas rumah di sekolah???" Tanya guru itu dengan nada suara yang sangat tinggi

Suaranya menggelegar hingga ke seluruh penjuru kelas

Mereka diam, tidak ada yang berani menjawab pertanyaan guru tersebut

"Satria, kamu kerjakan tugas dimana??" Bu Rita bertanya pada siswa kebanggaan nya di kelas ini sekaligus yang menjabat sebagai ketua kelas

"M-maaf Bu s-"

RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang