Aku bukanlah alasan kenapa dirimu tersenyum. Tapi, setidaknya aku akan berusaha mempertahankan senyuman di wajahmu agar tidak berganti menjadi tangisan
-Reyhan Aksen Wijaya####
Di perjalanan menuju kelas, kedua pasangan itu hanya terdiam karena suasana mulai terasa canggung. Berbeda dengan suasana di kantin tadi
Rangkulan tangan Farel pada bahu Rain pun terlepas seiring mereka berjalan menjauhi kantin
Mulut Rain gatal ingin bertanya pada Farel, dengan sejuta kali pertimbangan akhirnya Rain memberanikan diri bertanya
"K-kok di lepas??"Persetan dengan harga diri
Tatapan Farel hanya lurus memandang ke depan tanpa sedikit pun menoleh kearahnya
"Ada Reyhan tadi"
Tunggu, ini maksudnya Farel merangkulnya hanya jika sedang berhadapan dengan Reyhan??
"Ada Rey?? Jadi kamu ra-"
Omelan Rain terhenti karena suara bel masuk mulai terdengar nyaring di seluruh penjuru sekolah
"Udah bel, masuk sendiri bisa kan?? Nanti tunggu aja di parkiran, aku anterin kamu pulang. Kalo gak lupa itu juga"
Farel pergi dengan santainya tanpa beban sedikitpun. Dia berbicara seolah-olah perkataannya tadi tidaklah membuat hati Rain meledak
Rain melihat kepergian Farel dengan tatapan tidak percaya atas seluruh perkataan menyakitkan yang akhir-akhir ini selalu di lontarkan oleh kekasihnya itu
Dan dengan bodohnya Rain malah memaafkannya begitu saja padahal sang pengucap tidak merasa bersalah sedikitpun
Rasa cinta seolah membutakan Rain
Ya memang seperti itulah, jika sudah memutuskan jatuh cinta sangat dalam dan menaruh harapan lebih padanya
Rain berjalan menuju kelasnya sendirian sedangkan Farel pergi ke lantai 2. Karena memang Rain dan Farel berbeda kelas
Saat sampai di kelas, dia terkejut karena melihat teman sekelasnya yang sedang menyalin kerja rumah kemarin
Ah ya, pelajaran kimia. Untung saja Rain sudah mengerjakan nya jadi dia tidak harus bersusah payah menyalin pekerjaan rumah temannya itu. Mereka juga tidak akan memberikannya pada Rain
"Rain, liat Bu Rita gak tadi??" Tanya salah satu anak cowok di kelas Rain
Mana Rain tau, dia tadi dia melihat ke arah Ruang guru
"Gak liat. Mungkin masih di ruang guru"
Anak cowok itu mengangguk lalu, kembali menyalin tugasnya sebelum guru datang
Sedangkan Rain hanya duduk terdiam di tempatnya sambil bersenandung kecil
Detik setelahnya, Bu Rita datang. Membuat seisi kelas kocar-kacir karena terkejut
Beliau datang dan langsung memasang wajah datarnya membuat keadaan kelas hening semuanya
"Siapa yang mengerjakan tugas rumah di sekolah???" Tanya guru itu dengan nada suara yang sangat tinggi
Suaranya menggelegar hingga ke seluruh penjuru kelas
Mereka diam, tidak ada yang berani menjawab pertanyaan guru tersebut
"Satria, kamu kerjakan tugas dimana??" Bu Rita bertanya pada siswa kebanggaan nya di kelas ini sekaligus yang menjabat sebagai ketua kelas
"M-maaf Bu s-"
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN
Teen FictionRain Davira Aileen, gadis yang tidak menyukai keramaian namun sekarang dia harus menanggung resiko sebagai salah satu gadis populer di sekolahnya. Itu semua karena dia menjalin hubungan dengan Kapten Tim Basket kebanggan sekolah Karena suatu kejadia...