Happy Reading
###
aku bukan alasan mu tertawa
aku adalah alasan kenapa kau menitikkan air mata
jangankan tertawa, tersenyum di depanku saja kau sulit~FAB~
Hari ini, gadis itu memulai aktivitas seperti biasanya karena hari-hari sebelumnya gadis itu hanya terbaring tak berdaya di rumah sakit. Dia mencoba untuk biasa saja karena hidup nya pun sudah penuh dengan kepura-puraan, pura-pura bahagia dan pura-pura kalau semuanya baik-baik saja. Gadis itu turun saat pembantu nya sudah mengetuk-ngetuk pintu kamarnya, Rain mencoba untuk memasang senyuman pagi
Seperti biasanya, gadis itu hanya tidak ingin mengawali harinya dengan tangisan ataupun mood yang memburuk. Baginya itu tidaklah baik, mengawali pagi indah dengan suasana hati yang memburuk
Sesampainya di lantai bawah, dia melepaskan tas ransel nya lalu menaruh di sofa dekat ruang makan
“Non Rain, ini roti nya udah bibi siapin ya” kata Bi Inah dengan suara lembutnyaRain mengangguk dan tersenyum seraya berjalan mendekati meja makan yang sudah terisi oleh seseorang. Siapa lagi kalau bukan kakak nya. Rain berjalan tanpa ragu untuk mendekat ke arah Kakak nya yang sedang asyik mengoles roti dengan selai nanas favorit lelaki itu
“Yah keju nya abis?” keluh Rain saat melihat di meja makan itu tidak ada keju, toping roti favoritnya
“Maaf non, bibi lupa beli keju nya..” Bi Inah jadi merasa bersalah
Bibir Rain yang semula mengerucut langsung berganti dengan wajah tak enak hati. Dia merasa bersalah sendiri
“Gapapa deh, yang penting ada selai coklat” ucap nya girang yang di buat-buatBagas? Dia hanya terdiam di tempat sambil asyik memakan rotinya tanpa menoleh sedikitpun pada sang adik yang sepertinya sedang mencari perhatian padanya. Bagas peka akan semua yang di lakukan Rain semata-mata untuk mendapat perhatian nya. Tapi, dia sedang tidak ingin perhatian pada gadis itu. Sangat tidak ingin
“Bi, Rain mau susu coklat ya..” pinta Rain seperti anak kecil
Tidak biasanya Rain banyak meminta pada Bi Inah, gadis itu terbiasa melakukan hal-hal kecil seperti itu sendiri. Tapi, kali ini dia meminta tolong pada Bi Inah
“T-tapi susu coklat nya juga abis non”
“Yah.. tapi aku ma-“
“lo bisa gak si terima apa yang ada?! Lo kira Lo pantes bertingkah kaya gini?! Yang ada malah bikin orang ribet tau gak!!” bentak Bagas tiba-tiba yang membuat Rain dan Bi Inah terkejut secara bersamaan
Rain menunduk sambil melihat roti nya yang belum terpoles selai coklat dengan nanar. Terlebih lagi saat Bagas mulai dengan cepat meminum susu putih itu dengan terburu-buru seperti menghindar sarapan bersama dirinya. Rain duduk gelisah sambil sesekali ia melirik ke tempat Bi Inah berada
“Bi, aku berangkat..” Bagas pamit tanpa menunggu nya selesai sarapan, bahkan tak menoleh padanya sedikitpun
Gadis cantik itu masih terdiam, mencoba mengenyahkan segala rasa yang berkecamuk di hatinya.
Mencoba benar-benar menghapus pikiran-pikiran buruk yang belum tentu akan terjadi. Tapi, kejadian barusan yang di alami nya sebagai awalan pagi justru membuat mood nya hancur berkeping-keping
“non Rain..” Bi Inah berjalan mendekati gadis yang terlihat kuat namun, sebenarnya dia sangatlah rapuh. Untuk hal sekecil ini saja sudah sanggup membuat dadanya sesak bukan main
“Den Bagas mungkin lagi buru-buru”
Perkataan Bi Inah menurut Rain sangat tidak masuk dalam pikiran maupun hatinya. Jika terburu-buru, untuk apa? Toh Bagas ke sekolah hanya karena ada urusan bersama teman-teman OSIS nya
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN
Teen FictionRain Davira Aileen, gadis yang tidak menyukai keramaian namun sekarang dia harus menanggung resiko sebagai salah satu gadis populer di sekolahnya. Itu semua karena dia menjalin hubungan dengan Kapten Tim Basket kebanggan sekolah Karena suatu kejadia...