4. Kejujuran Menyakitkan

31 8 2
                                    

Aku berusaha sebisa mungkin agar selalu terlihat bahagia namun, sesekali juga pernah merasa tidak mampu melakukan itu semua. Wajar bukan kalau aku menangis?? Aku juga manusia. Aku ingin mempergunakan air mata dengan sebaik mungkin
-Rain Davira Aileen

_____________________________

Kedua pasangan, ah bukan tapi kedua remaja itu masih berada di dalam kamar Rain. Ya, itu Rain dan Reyhan

Rain terduduk di pinggiran tempat tidurnya sedangkan Reyhan duduk di lantai sambil memandang Rain yang melamun

Entah apa yang di pikirkan gadis ceroboh itu sampai berniat ingin menelan pil obat sebanyak tadi. Reyhan mungkin tahu kalau Rain mempunyai masalah karena ini sudah kali kedua dia memergoki Rain menangis

Yang pertama saat di kamar mandi sekolah

Yang kedua ya sekarang ini

"Rey, kenapa tuhan masih biarin diri gue hidup sampe sekarang?? Padahal gue udah gak kuat lagi"

Rain bertanya sambil memandang Reyhan sendu, dan Reyhan juga menatapnya

"Dosa Lo masih banyak, makanya Tuhan masih sayang sama Lo supaya, Lo bisa ngelakuin hal-hal yang baik"

Satu buah bantal mengenai wajah Reyhan dengan sangat kencang. Hidung mancungnya seperti di tekan oleh bantal itu. Ternyata Rain bukan hanya ceroboh tapi juga Bar-bar

"Serius Rey!!" Gertak Rain kesal

Reyhan terkikik disana "Jadi ada yang minta di seriusin.." Reyhan menaik-turunkan alisnya untuk menggoda Rain

Rain memberikan tatapan yang menghunus kearah Reyhan
"Apaan si Lo!! Dasar idiot!!"

Mendengar perkataan Rain barusan bukan malah membuat Reyhan terdiam tapi, malah membuatnya semakin tertawa. Kenapa Reyhan sangat membuatnya emosi??

Rain memasang wajah kesalnya, Reyhan tertawa sebentar lalu dia bangkit dan berjalan mendekati Rain yang kembali melamun

Rain yang menyadari bahwa Reyhan mendekat kearahnya langsung bertanya
"Kak Bagas mana??"

Entah kenapa Rain menjadi panik

Lalu, Reyhan menghentikan langkahnya

"Gak tau, tadi pas gue masuk, pintu gak di kunci udah gitu mobil nya kakak Lo gak ada" jawab Reyhan kelewat santai

Tunggu, itu bearti..

Dia dan Reyhan-

"Ngapain Lo?!"

Rain berkata dengan nada judes tapi sebenarnya dia sendiri takut karena melihat raut wajah Reyhan yang berubah menjadi serius

Di tambah lagi Reyhan terus melangkah mendekati nya

Rain mundur hingga mencapai ujung tempat tidur, itu bearti tubuhnya sudah menempel di tembok

Rain dengan panik langsung mengambil bantal tebal di sebelahnya sebagai senjata kalau Reyhan melakukan hal yang tidak-tidak padanya

Jika Reyhan naik ke atas tempat tidurnya, Rain akan berteriak sekencang mungkin dan meminta tolong pada tetangganya

Saat Reyhan mencapai pinggir tempat tidurnya dan berniat untuk naik, Rain reflek melempar bantal yang di pegang ke arah Reyhan agar Reyhan menyingkir dari hadapannya sekarang dan berhenti untuk menatapnya seperti itu

"Lo naik, gue teriak!!" Ancamnya

Reyhan menaikkan satu alisnya dengan senyuman meremehkan
"Teriak aja"

RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang