15. If..

31 7 8
                                    

Aku sudah menelantarkan Rain selama 1 Minggu wkwk

Happy Reading

####

Dia berubah namun, aku tidak. Bukan karena aku masih mencintainya tapi karena belum waktunya aku berubah.

Jika sudah waktunya, perubahan ku akan membuatmu merasa tidak mengenal diriku lagi

Setelah kurang lebih 3 hari Rain tidak masuk sekolah, hari ini gadis itu memilih untuk pergi ke sekolah. Pertamanya Bagas tidak mengijinkan adiknya pergi ke sekolah karena kondisi Rain yang memang belum begitu stabil karena sesekali sangat terlihat bahwa Rain mencoba menyembunyikan nyeri yang berasal dari bagian perut sebelah kiri nya itu

"Lo boleh berangkat ke sekolah tapi, harus dalam pengawasan gue" kata Bagas yang menjadi overprotektif terhadap adiknya itu

"Gimana? Kan kita beda sekolah. Masa iya ka Bagas harus ke sekolah aku"

"Gue juga ogah ke sekolah Lo" sungut Bagas. Dia tidak Sudi menginjakkan kaki ke sekolah Rain karena dia muak apabila nanti dia bertemu dengan orang bernama Farel

Rain langsung tertunduk begitu saja dan sorot mata yang meredup
"Y-yaudah aku ga perlu di awasin. Aku udah gede"

Bagas tentu saja tidak menerima itu, adiknya harus tetap di awasi karena bisa saja nyeri perut nya itu kambuh mendadak dan bagaimana juga kalau Rain tumbang tanpa ada dirinya ataupun tanpa ada orang lain yang menolong?

"Lo harus tetap dalam pengawasan, Rain!" Titah nya tak terbantahkan "urusan siapa yang ngawasin Lo udah gue pikirin. Mending kita sekarang berangkat"

Bagas memapah Rain menuju mobil yang terparkir di depan rumah mereka
"Ka, aku udah gapapa. Jangan di giniin" Rain menepis tangan kakaknya yang berada di bahu nya

Tapi, Bagas mencoba tidak memperdulikan Rain dan tetap berjalan sambil memapah tubuh gadis itu. Rain tidak bisa membantah lagi jika kakak nya sudah seperti ini. Dia juga tidak ingin Bagas kembali membencinya dan menjauhinya, masih mending Bagas peduli padanya

Mereka berdua berangkat bersama, Bagas yang mengantar Rain menuju sekolah lebih dulu karena memang sekolah Rain lah yang jarak nya tidak begitu jauh daripada sekolahnya

***

Sesampainya di sekolah, Rain langsung turun mendahului Bagas yang masih berkutat dengan mobilnya. Rain hanya melihat keadaan sekolahnya yang sudah lemayan ramai

"Masuk?" Tanya Bagas singkat

"Nanti aja" sahut Rain tanpa memandang Bagas. Dia sedang asyik melihat-lihat, entah apa yang menarik disana

Rain menyender di bagian depan mobil kakaknya, Bagas yang melihat kelakuan adiknya itu pun mengikuti Rain

"Kok gak berangkat? Nanti kaka telat"

Bagas melirik adiknya yang juga sedang memandangnya, Bagas tersenyum "gak telat"

Dia juga tidak mengerti kenapa dia tidak langsung berangkat menuju sekolahnya? Kenapa malah mampir ke sekolah adiknya?

"Kenapa pada ngeliatin kita si?" Bagas merasa risih karena pandangan penghuni sekolah ini selalu teralih padanya. Bukan pandangan terpesona atau semacamnya, melainkan pandangan sinis. Bagas merasa seperti seorang pendosa

Rain tersenyum miris, dia bingung menjawab apa karena memang kakaknya itu belum mengetahui apa yang dia alami setelah kejadian lomba itu
"Mungkin karena kak Bagas beda sekolah sama kita, makanya mereka sinis" jawab Rain sekenanya

RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang