20. gadis misterius

18 5 2
                                    

Happy Reading!

###

aku adalah sosok rapuh yang siap jatuh kapan saja. bila ingin menguatkan ku cukup katakan alasan kenapa aku harus berdiri dengan tegap lagi dan lagi karena memang itulah yang ku butuhkan

Hari ini seluruh kelas XI di sekolah Rain libur karena kelas XII sedang menghadapi Try Out selama 3 hari dan bonus 2 hari untuk waktu liburan

gadis itu tidak memiliki rencana apapun bersama teman-teman nya. bukan tidak ada yang mengajaknya untuk berlibur, tetapi memang dasarnya Rain tidak menyukai keramaian. jadi lebih baik dia memisahkan diri dari mereka semua

dia hanya ingin menikmati hari-hari santainya yang tanpa memiliki beban tugas apapun. menyendiri di kamar, keluar hanya untuk makan atau minum, jika dia bosan dia akan pergi keluar untuk berkeliling di sekitar komplek rumah

lagipula mustahil untuk nya bosan karena dia telah menyiapkan 3 novel dan 5 film untuk mengisi kegiatan nya

seperti apa yang gadis penyuka ketenangan itu lakukan sekarang, sedang asyik memakan biskuit yang dia dapat dari kulkas. jika biskuit itu milik kakaknya, dia akan menggantinya

Rain merasa sangat lapar, di tambah lagi film yang dia tonton sangat menguras emosi bahkan Rain sempat menangis beberapa kali tadi

namun tiba-tiba dia merasakan sakit di bagian dada nya. sangat amat sakit, membuat pegangan tangannya pada toples yang berisi biskuit itu terlepas dari genggamannya, kepalanya juga ikutan menjadi sakit dan keringat dingin mulai keluar dari sekujur tubuhnya

Brak!

"cemilan gue mana?!"

seseorang mendobrak pintu kamarnya, untung saja dia tidak menguncinya tadi. bisa Rain ketahui dari suaranya kalau itu adalah sang kakak yang baru saja pulang dari sekolahnya. Bagas mengikuti Try Out, Rain mengetahui itu

"m-maaf.." lirih gadis itu

Rain melihat kalau Bagas ada dua karena pusing yang menderanya kini

"sakit lagi?"

Itu bukan pertanyaan sebagai bentuk perhatian itu pertanyaan yang cenderung lebih kearah meremehkan

Bagas mendekati Rain yang berada di atas tempat tidur

Rain pun merasa senang karena kakaknya berjalan mendekatinya dengan seragam sekolah yang masih melekat di tubuh tingginya itu. Rain pun tersenyum meskipun tangannya masih memegangi dada sebelah kirinya dan juga kepala

detik setelahnya, senyum itu pun runtuh. saat penglihatan nya kembali normal tidak lagi mengabur dia melihat Bagas bukan malah menghampiri nya dia justru malah mengambil setoples biskuit yang masih layak di makan

"selalu nyusahin"

Rain terdiam di tempat sambil terus menikmati rasa sakit yang kian menjalar ke seluruh tubuhnya. beruntung karena kepalanya sudah tidak terasa pusing ataupun sakit

Bagas menegakkan badannya saat dia sudah membersihkan biskuit yang berserakan di lantai dan menatap Rain yang masih berbaring

"makan"

Rain menatap Bagas dengan tatapan lemah "i-iya nant-"

"orang penyakitan kaya lo harus tau diri"

Rain menundukkan kepalanya, dia melihat perut sebelah kirinya. mengusap perut itu dengan tatapan yang berkaca-kaca. dia nyaris menangis jika dia tidak sanggup menahan gejolak yang di timbulkan nyeri pada hatinya itu

RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang