3. Derana : Irene Alana Tanuraja

1K 189 7
                                    

"Tuhan, berikan aku seorang peri yang bisa menolong ku dalam kesedihan ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tuhan, berikan aku seorang
peri yang bisa menolong ku
dalam kesedihan ini.."

- Seulgi Derana A.

















"Hai. Bagaimana dengan hari ini? Menyenangkan?" Tanya Jennie sambil duduk disebelah Seulgi yang termenung di kursi taman rumah sakit.

Seulgi masih diam sambil menggambar dibuku gambarnya. Menggambar objek syster dengan pasien wanita yang 'katanya' menjadi gila karena keguguran dan kehilangan anak pertamanya. Satu hal yang Seulgi pikirkan miris.

"Apa yang kau gambar?" Tanya Jennie sambil menoleh keraha buku gambar Seulgi. A4 Samwon papernyam

"Hanya gambar abstrak. Seperti apa yang aku lihat saat ini" Ujar Seulgi dingin.

Jennie tersenyum tipis, "Kau suka menggambar ya?" Tanyanya lembut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jennie tersenyum tipis, "Kau suka menggambar ya?" Tanyanya lembut.

Seulgi menoleh menatap wajah abstrak Jennie yang tertutupi cat dan pola abstrak. "Ya.. Aku suka menggambar, melukis, membuat cerita, dan desain"

"Wah! Bakatmu banyak sekali. Coba aku lihat gambar yang lain"

Dengan sabar Jennie membuka halaman pertama gambaran Seulgi yang tadi dia lihat diawal sebelum wanita berwajah beruang itu gambar oertama. Objeknya adalah wanita yang tengah terbengong dengan suster yang membawa mangkok dan mengayunkan sendok. Ah.. Objek itu.

"Dia wanita yang kehilangan anak pertamanya. Kau tahu? Seorang yang akan menjadi orang tua sangat menantikan dan mengharapkan kelahiran anak pertama mereka bukan?" Tanya Jennie sambil menatap Seulgi.

Seulgi terdiam, "Bahkan ayah tidak mengaharpkan ku.." Ujarnya lirih.

Jennie reflek menoleh, "Hm?" Mata kucingnya menatap bingung Seulgi yang mendadak termenung diam.




"Kau. Untung saja bundamu ingin melahirkan anak gila sepertimu. Bisakah kau normal sehari saja? Dasar gila!"
.
.
.
.
.
.
"Kau Seulgi Derana! Kau membuat saya malu lagi kali ini! Dasar gilaa!!"
.
.
.
.
.
.
"Bisakah kau bersikap normal? Gunamu berteriak seperti itu apa? Apa oesan moralnya? Kau hanya membuat saya malu!"
.
.
.
.
.
.
Pergerakan pulpen Seulgi berhenti ketika seruan imajinasi menyeramkan itu menggema di gendang telinganya. Dengan kuat dia meremas pulpen bertinta berwarna biru itu kuat. Bahkan pulpen itu sampai patah dan membuat Jennie yang disebelahnya terlonjak kaget.

Derana | SR ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang