"Janjiku akan berlaku jika dia adalah alasan utama ku.."
- Seulgi Derana A.
Tangan kanannya menulis lancar di atas sebuah kertas. Sesekali terhenti untuk memikirkan imajinasi yang menggerogoti pikirannya saat ini. Berusaha lebih menyelam dalam imajinasinya.
Secangkir coklat panas yang menjadi temannya saat ini. Meninggalkan secangkir kopi hitam pekat tanpa gula yang biasanya dia minum. Itu anjuran dokter, bukan kemauannya. Seandainya dia diperbolehkan, dia akan lebih memilih minuman pekat dan pahit itu untuk menemaninya.
"Membuat cerita bahagia tentang apa lagi, hm?" Pertanyaan yang berasal dari wanita berambut pirang membuat wanita yang sedang menulis mendongak.
Dia terkekeh, "Hanya pengalaman pribadi, Anna" Ujarnya seraya terkekeh geli.
Rose hanya bisa tersenyum pahit, "Apakah cerita itu menyedihkan?" Tanyanya sambil duduk di bangkar tempat tidur yang Seulgi gunakan.
Seulgi mengangguk kecil, "Semenjak bertemu kak Irene, aku mulai belajar damai dengan diriku sendiri. Dari sikap ayah, kak Suho, dan kak Jae. Aku menerimanya" Dia berujar lalu meneguk coklat panasnya.
"Dari dia aku belajar kalau hidup itu tidak melulu manis dan lancar. Pasti ada tikungan dan rasa pahit yang dirasakan, bukan? Aku akan berdamai dengan hatiku sendiri, Anna" Lanjutnya lagi seraya kembali melanjutkan tulisan miliknya saat satu ide muncul.
Rose mengangguk, "Itu bagus saat kau mulai bisa berdamai dengan dirimu sendiri. Tapi harus satu yang kau ingat, kau juga harus berdamai dengan apa yang kau terima. Termasuk penyakitmu saat ini."
"Kau tahu? Aku sangat kecewa tidak mengetahui penyakit yang sahabat kecilku alami. Penyakit ini berbahaya kau tau? Kau membuatku takut akan kemungkinan yang akan datang!" Lanjut Rose dengan suara yang bergetar namun tegas.
Laju pulpen Seulgi terhenti saat mendengar suara bergetar sahabat kecilnya. Seulgi tersenyum getir, "Anna.. Aku kira kau sudah tahu duluan dari bundaku."
"Kau tau kan, kau dengan bundaku sangat dekat. Bahkan alasan kematian bunda kau pun mungkin lebih mengetahui semua yang bunda ku sembunyikan. Semua cerita bunda, cerita yang aku ceritakan kepada bunda yang aku sembunyikan kepadamu, dan lain-lainnya.."
"Dan menurutku, kau sudah mengetahuinya dan aku rasa, aku tidak perlu menceritakan penyakit ini kepadamu" Lanjutnya dengan nada yang berusaha tegar.
Rose menggeleng pelan dan memukul lengan Seulgi keras. "Bodoh! Kau tahu, kau memang bodoh sedari dulu!" Serunya kembali memberikan pukulan bertubi-tubi kepada Seulgi.
Seulgi terkekeh geli, "Berhenti memukul ku kalau tidak ingin sahabatmu ini pergi untuk se- ADUH! Sakit, Anna!" Tegur Seulgi saat Rose kembali melayangkan tinjunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Derana | SR ✔
FanfictionDerana memiliki artinya tahan banting dan tabah. Tapi bisakah dia melewati jalan hidupnya yang kejam ini? "Aku hanya menulis, menggambar, melukis, dan membuat. Bukan mengatrapkan semua yang ku ciptakan itu terjadi dikehidupan nyata.."