32. Derana : Kabar Baik

810 116 11
                                    

"Seandainya takdir berkata iya, mungkin aku sudah maju paling depan!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Seandainya takdir berkata iya, mungkin aku sudah maju paling depan!"

- Irene Alana T.





















































NO EDIT




Dimana dia sekarang?

Sudah 8 bulan semenjak kejadian Seulgi dilarikan diam-diam seperti itu. Tapi masih belum ada tanda-tanda kalau Seulgi akan kembali. Semua bingung mencarinya. Terutama sang keluarganya yang tampak uring-uringan semenjak Seulgi menghilang.

Bahkan Kaisar juga membantu mencari Seulgi secara diam-diam keseluruh sudut dunia bersama laki-laki pendek yang merupakan pacarnya itu, Dio Permana Nanta.

Untuk kesekian kalinya Irene Alana hanya bisa menatap nanar figur foto yang dia ambil saat mereka berlibur ke kota tua. Menurutnya, foto ini sangat spesial karena ada Seulgi didalamnya. Ahh,, dia kembali menarik sudut bibirnya keatas.

Wajah menggemaskan Seulgi saat berfoto dengannya terlihat sangat menggemaskan namun juga menawan. Seulgi yang mendekapnya dan dia yang memeluk pinggang Seulgi erat. Sungguh manis!!

Tapi senyum lebar itu kembali hilang saat mengingat kalau dirinya sekarang tidak lagi berada disebelahnya. Mata yang tadi tampak bersemangat dan berbinar-binar itu kembali seperti tatapan akhir-akhir ini. Tampak sayu dan muram.

Kedua orang tuanya dan adiknya hanya bisa menatapnya nanar. Mereka tahu seberapa terlukanya anak sulung mereka yang terkenal tegas dan berwibawa. Tapi siapa yang tahu dalamannya? Bahkan mereka saja tidak mengetahui kalau anak sulung mereka menyukai seorang wanita.

Sang ibu mendekat, "Irene sayang.. Ayo turun, kita makan malam bersama" Ajaknya dengan suara yang amat teramat lembut berusaha membujuk sang anak yang akhir-akhir ini mogok makan.

Irene tidak menjawab. Dia lebih memilih kembali menatap figur foto itu dengan badan yang dia telungkup kan di kasur rumah kedua orang tuanya yang sudah lama tidak dia kunjungi. Tapi semenjak kejadian itu, dia kembali ke rumah yang mengandung banyak sekali kenangan indah dan pahitnya ini.

Sang ibu kembali menghela napasnya, "Irene.. Mama yakin Seulgi tidak akan suka melihat kondisi mu yang memburuk seperti ini. Kamu mau Seulgi berpaling darimu?" Tentu saja itu hanya gertakan. Mana mungkin ada orang yang mau menolak anaknya yang sangat cantik ini?

Gertakan itu berhasil menarik atensi Irene. Dia menggeleng, "Irene mau Seulgi" Itu sudah pernyataan ke sejuta kalinya Irene katakan.

Tiffany Mareta Disana, ibu Irene yang hanya bisa kembali menghembuskan napasnya. Dibawanya Irene duduk menghadapnya dan memegang pundak anaknya itu supaya menghadap kepada dirinya.

Derana | SR ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang