16. Derana : Flashback

699 141 14
                                    

"Bunda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bunda.. Seulgi rindu Hanbin, kakek, dan Oma.. Seulgi juga
rindu keluarga Ashoka,
keluarga bunda.."

- Seulgi Derana A.


















Flashback 25 tahun yang lalu..

Bermula dari berita hamilnya Bitari dan anak yang dikandungnya. Bukan masalah dengan bayinya awal mula dirinya dibenci. Melainkan sebelum itu kedua orang tuanya saling membenci. Lebih tepatnya sang ayah lah yang sangat membenci bundanya.

Sedangkan sang bunda? Dia tidak akan pernah membenci orang yang dia cintai.

Suara tangisan bayi memenuhi ruangan yang penuh dengan cahaya matahari yang sangat terang. Selepasnya dari tabung inkubator tempat dimana selama 2 malam dia ditaruh karena lahir secara prematur. Bukan hal mudah untuk seorang wanita melahirkan bayi secara prematur. Sangat menyakitkan dan sangat menyiksa. Ditambah lagi sangat khawatir dengan kondisi bayi yang akan lahir itu.

Tapi semua jawabannya dan doanya terkabulkan. Bayi itu lahir dengan sehat meskipun mengalami beberapa hal namun tidak menyakiti bayi yang masih berwarna merah muda itu. Tentu saja tangis haru sang ibu menggema saat anak bungsunya lahir di dunia. Lahir dengan keadaan sehat tanpa cacat. Dia sangat bahagia dan sangat bersyukur.

Bahkan anak-anaknya yang sudah terlebih dahulu lahir ke dunia sangat senang dan bahagia. Mereka sekarang mempunyai adik perempuan yang sangat mereka harapkan. Mereka sungguh bahagia saat mereka bisa menyentuh pipi gembil adiknya itu. Sangat menggemaskan menurut mereka.

Tapi tidak untuk satu orang didalam ruangan VIP itu. Yang tadi menggendong bayi yang berusia baru 3 hari itu dengan rasa tidak suka. Bahkan dia menunjukkannya secara terang-terangan. Menunjukkan kalau dia tidak suka dan mual dengan segala keharuan ini. Dia benci!

"Cucuku.. Akhirnya aku memiliki cucu perempuan!" Pekik seorang pria berumur senja dengan semangatnya. Sang opa, papa Yunho.

"Sht! Jangan kencang-kencang bodoh! Kau akan mengagetkannya!" Tegur sang Oma—ibu Yunhomemukul lengan pria berumur senja itu kesal. Sedangkan opa hanya terkekeh sambil menunjukkan tanda damai kearah istrinya.

"Kau akan memberinya nama siapa, Bitari!" Tanya mama Bitari sambil menggenggam lembut telapak tangan mungil bayi itu yang memukul-mukul udara. Sangat menggemaskan.

Sang anak tersenyum lebar, "Seulgi, artinya berkarisma. Saat dia lahir dan sekarang dia menjadi pusat perhatian. Aku akan memanggilnya Seulgi" Ujar Bitari sambil mencium pipi anaknya gemas.

"Kalau kau, Yunho? Nama siapa yang akan kau beri? Anargya pasti selalu ikut dengan mu kan?" Tanya sang mertua kepada menantunya. Papa Bitari.

Yunho menoleh sekilas dan kembali memalingkan wajahnya kearah laptop yang dia pangku. Menyilangkan kakinya layaknya duduk seorang bangsawan. Tidak ada niatan memberi arti nama bagus untuk sang anak bungsu. Bahkan dia tidak menyiapkan apapun. Dalam artian dia tidak antusias.

Derana | SR ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang