26. Derana : Pendekatan

714 131 9
                                    

"Senang ayah kembali dekat, tapi takut juga dengan kenyataan tersembunyi yang ada"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Senang ayah kembali dekat, tapi takut juga dengan kenyataan tersembunyi yang ada"

- Seulgi Derana A.






















































"Bagaimana keadaan mu, Gi?" Pertanyaan dari Kaisar membuat Seulgi bergeming.

Seulgi tersenyum tipis, "Aku baik Kaisar.. Kaisar apa kabar?" Tanya Seulgi balik.

Kaisar tidak menjawab. Melainkan mata itu berkaca-kaca. "Kenapa tidak bilang kalau punya penyakit berbahaya seperti ini?" Cicitnya pelan sambil mengepalkan kedua tangannya.

Bukan hanya dia saja yang penasaran, melainkan semua orang yang ada di ruangan ini. Irene Jennie, Jisoo, Lisa, dan Juned sangat penasaran kenapa wanita berwajah mirip dengan beruang itu menyembunyikan penyakitnya.

Seulgi tersenyum tipis, "Aku rasa tidak penting untuk semua orang tahu-"

"Seharusnya waktu itu, keluargamu dan kamu sendiri memberikan informasi tentang penyakit ini. Dan untuk obat itu, kenapa obat itu sangat mirip dengan obat anti depresi ha?!" Sahut Jennie memotong ucapan Seulgi.

Mata kucing itu tampak berkaca-kaca, "Aku jadi merasa serba salah" Lanjutnya lirih dilanjutkan dengan suara isakkannya.

Seulgi terkekeh canggung sambil menggaruk tengkuknya kaku, "K-kak Jennie jangan nangis" Pintanya pelan. Dia juga merasa tidak enak dengan dokter yang merawatnya selama ini.

"Aku punya alasannya-"

"Cih! Alasan apa ha?! Dasar ayah sama anak sama saja! Sama-sama menyebalkan dan pembohong!" Timpal Jisoo tanpa mendengar ucapan Seulgi.

Jisoo menunjuk Seulgi dengan jari telunjuknya. "Kau tahu, ayahmu itu adalah dalang dari meninggalnya papa ku! Kalian semua adalah penjahat! Pembunuh ayahku, membuat mama ku gila, dan satu lagi, membuat bunda mu tiada" Lanjutnya seraya menyeringai kecil.

Sedangkan Seulgi, dia masih diam mematung di atas ranjangnya. Mata tajamnya menatap kosong kearah Jisoo. Otaknya berusaha mencerna segala ucapan yang tadi Jisoo ucapkan.

Dia mengerjap-ngerjap matanya dan menatap Jisoo dengan tatapan bertanya. "Ma-maksud kak Jisoo?-"

Jisoo tertawa kecil, "Kau kira bundaku itu meninggal karena apa hm? Itu karena kakek dan nenek mu! Semua keluargamu adalah penjahat termasuk ayahmu itu! Hanya buta dengan kekayaan, kekuasaan, dan ketenaran" Bentak Jisoo.

Diam-diam Juned meringis pelan. Membawa Jisoo memang selalu membawa malam petaka. Apa lagi saat ini dia tengah dilanda emosi dan rasa kesal. Bisa-bisa rahasia yang sudah Jisoo ketahui itu diceritakan kepada Seulgi tanpa tahu dari sumbernya. Itu akan lebih bahaya lagi bukan?

Derana | SR ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang