12. Derana : Cekcok

861 161 14
                                    

"Pergi jauh dari kak Irene? Aku rasa aku tidak akan bisa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pergi jauh dari kak Irene? Aku rasa aku tidak akan bisa. Aku sudah nyaman bersamanya..
Dia seperti bunda"

- Seulgi Derana A.




























"Seulgi! Pulang kamu sekarang!" Teriakkan itu berasal dari Yunho.

Semua pelanggan ROSE's cafe dan NAART's melihat pria itu bingung sekaligus kesal. Gara-gara pria itu membuat waktu istirahat mereka terganggu. Entah apa motivasi pria berumur setengah abad itu sekarang.

"Dimana bos gila kamu itu ha?! Saya ingin bertemu dengannya" Tanya Yunho sarkas kepada wanita yang berdiri di depan meja kasir.

Wajah wanita itu terlihat pucat. Dia tahu siapa yang berbicara dengannya saat ini. "No-nona Seulgi belum tiba tuan" Ucapnya gugup.

"Suruh dia kesini sekarang sebelum aku membakar gedung kesayangannya ini. SEKARANG!" Bentak Yunho.

Wanita itu mengangguk, "Ba-baik tuan" Dia berlari menuju interkom yang berada di cafe itu.

"Tuan Yunho Anggaraksa. Apa yang ada lakukan disini?" Tanyakan dingin itu berasal dari wanita berdarah Aussie-Indonesia. Roseanne Vierra Asarata.

Mata Yunho memicing, "Kamu?! Kenapa kamu disini ha?! Ada perlu apa kamu sama saya?!" Semprot Yunho kesal. Pembela anaknya selain mendiang istrinya telah kembali.

Rose menampilkan smrik, "Ini tempat saya juga, tuan. Saya, Seulgi, dan bunda Bitari. Kami yang membangunnya" Ujarnya lugas.

Yunho menajamkan penglihatan nya, "Kamu jangan kurang aja sama saya-"

"Anda juga jangan mengusik ketenangan cafe saya" Potong Rose berani. Kalau berurusan dengan Yunho, kesabarannya selalu habis.

Dia menghembuskan napasnya kasar dan melihat sekitarnya. Dia dan Yunho sekarang menjadi pusat perhatian pelanggan cafe dan art.

"Lebih baik anda dan saya menunggu di ruangan Seulgi" Ujarnya dingin dan berjalan melewati Yunho ke lantai dua.

Yunho mendengus dan mengikuti langkah Rose dengan wajah jijiknya. Dulu dia dan anak-anak laki-lakinya sangat anti pergi ke tempat seperti ini. Jangankan untuk datang, mendengar namanya saja membuat mereka muak dan jijik. Setidaknya itu yang keluarga mereka anggap.

Tapi tidak dengan Seulgi, Rose, dan mendiang bunda Seulgi. Mereka sangat menyukai dan mendambakan gedung bertingkat dua ini. Gedung yang membuat mereka sangat menikmati dan mencurahkan kegemaran mereka.

Bukan hanya ada galeri seni saja, ada cafe yang diusulkan oleh Rose dan Bitari. Rose dan Bitari yang sangat suka membuat kue dan aneka ragam makanan dan dessert lainnya. Karena itulah mereka juga membuat cafe di lantai bawah. Sedangkan Seulgi sangat menyukai kopi. Cocok.

Derana | SR ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang