"Bunda.. Kakek kembali, tapi kenapa ayah sangat membencinya?"
- Seulgi Derana A.
"Kamu ngapain ke sini lagi?" Pertanyaan dari suara dingin itu membuat langkah Seulgi terhenti.
Dia menoleh kearah ruang tamu yang memperlihatkan Yunho duduk sambil menyilangkan kakinya angkuh. Suatu kemajuan melihat Yunho berada di rumah. Biasanya, pria paruh baya itu jarang berada di rumah.
Seulgi tersenyum tipis, "Ayah-"
"Sudah saya katakan, jangan panggil saya ayah!" Suara tegas Yunho menginterupsi membuat Seulgi sedikit tersentak kaget.
"Maaf.. Tuan" Cicit Seulgi sambil menunduk paruh layaknya pelayan. Hanya dengan cara itu bisa membuat ayahnya sedikit menampilkan senyumannya.
Dulu, saat ayahnya menengoknya ke sekolah, dia berteriak ayah sangat keras. Membuat seluruh perhatian murid-murid dan para orang tua yang mengambil rapot menoleh kearahnya. Mata mereka terlihat berbinar saat melihat visual Yunho dan Seulgi yang sangat mirip.
Sedangkan Yunho? Saat pulang, Seulgi langsung dimarahi dan di maki. Sudah biasa menurutnya, tidak usah dibawa ke hati meskipun ingin.
"Kenapa pulang?" Tanya Yunho lagi sambil menyeruput secangkir teh hangat.
"Kangen rumah.." Lirih Seulgi masih menunduk.
Yunho terlihat mengangguk, "Bukan karena diusir kan? Kamu kan gila" Serangan sarkas Yunho membuat hati Seulgi kembali sakit.
"Ayah.. Ayah kenapa selalu bersikap kasar sama Seulgi? Salah Seulgi apa sama ayah?" Suara bagaikan bisikan itu masih mampu Yunho dengar.
Yunho tertawa kecil, "Kamu tahu alasan saya. Saya memang tidak pernah mengharapkan mu! Kamu dengan bunda mu itu sama-sama bejad! Sama-sana penghianat!" Seru Yunho berdiri dari duduknya.
Seruan Yunho itu berhasil menarik atensi semua penghuni rumah yang terlihat tidak teralu peduli. Lebih tepatnya pura-pura tidak peduli. Padahal dalam hati mereka, mereka sangat was-was dengan kejadian yang akan timbul kedepannya. Seperti Yunho yang menyakiti Seulgi mungkin?
Begitu juga dengan Suho dan Jaebum. 2 saudara kakak adik itu ikut turun melihat keributan yang terjadi di lantai bawah. Hanya untuk melihatnya dan memastikan ayahnya tidak melakukan sesuatu yang lebih.
"Kenapa ayah bilang bunda penghianat? Kasi Seulgi alasan ayah" Balas Seulgi dengan suara paraunya.
Hari ini menunjukkan pukul 8 malam. Dia belum makan sore dan juga istirahat. Dia capek raga dan batinnya. Dia sakit untuk saat ini. Rasanya dia benar-benar ingin tidur dan membaringkan tubuh lelahnya diatas kasur kesayangannya yang sudah dia tinggal lebih 3 bulan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Derana | SR ✔
FanfictionDerana memiliki artinya tahan banting dan tabah. Tapi bisakah dia melewati jalan hidupnya yang kejam ini? "Aku hanya menulis, menggambar, melukis, dan membuat. Bukan mengatrapkan semua yang ku ciptakan itu terjadi dikehidupan nyata.."