"Apakah aku harus
menceritakan kenangan
buruk dan mengutuk itu?"- Seulgi Derana A.
"Maksud kakak ngomong tadi apa?" Tanya Seulgi tidak mengerti.
Setelah kejadian cekcok tadi, Rose yang berhasil menengahi Yunho, Irene, dan Suho yang tiba-tiba saling nyahut-menyahut. Tentu saja mereka disaksikan oleh banyaknya pengunjung. Beruntunglah ada Rose, hanya wanita itu saja yang dapat Seulgi harapkan untuk menengahi adu mulut itu.
"Cewek tadi siapa?" Bukannya menjawab malahan Irene melemparkan pertanyaan kepada Seulgi.
Jujur dia cemburu saat wanita itu memeluk Seulgi erat sebelum mereka pulang.
Mata Seulgi mengerjap lucu, "Dia Rose. Sahabat aku" Jawabannya lugu.
"Kalian Deket ya?" Tanya Irene spontan. Dia harus tau banyak tentang Seulgi, itu prinsipnya.
Seulgi mengangguk, "Kami dekat. Rose juga dekat dengan mendiang bunda aku dulu. Malahan mereka terlihat seperti ibu dan anak" Kekeh Seulgi.
Irene mengangguk ragu. Jari-jarinya mengetuk-ngetuk stir mobilnya. Ada yang mengganjal dibenaknya dan baru dia sadari saat ini. Ingin bertanya tapi.. Malu.
"Bear" Panggil Irene pelan saat mobilnya berhenti di lampu merah.
Seulgi menoleh, "Kenapa kak?"
Irene menggigit bibir bawahnya, "Ka-kamu sudah bisa melihat wajahku?" Tanya Irene penuh harap.
Pertanyaan itu juga sudah mengganjal hatinya saat dia menyadari sesuatu. Gambaran bermedia canvas itu membuat Irene gelisah. Apa lagi saat objek lukisan itu adalah dirinya. Banyak sekali pertanyaan yang mengganjal dihatinya. Apakah dia sudah bisa melihat wajahnya? Setidaknya pertanyaan itu mewakilkan ribuan pertanyaan Irene saat ini.
Seulgi mengangguk, "Sudah. Kan aku sudah bilang kalau kakak itu cantik. Aku juga sudah bisa melihat jelas wajah dokter Jennie, Kaisar, kak Lisa, kak Juned, dan si galak kak Jisoo"
"Hmm.. Sejak kapan?" Tanya Irene penasaran sambil kembali menjalankan mobilnya.
"Semenjak pulang sama Rose kemarin malam" Jawabnya acuh.
"Jadi kamu tadi pagi juga melihat wajahku?"
Seulgi mengangguk, "Makanya pas tadi pagi aku takut natap wajah kakak. Kakak sedikit menyeramkan jika marah" Cicitnya diakhir kalimatnya.
Irene tersenyum tipis, "Aku marah sama ayah dan kakak kamu" Jujur Irene.
"Dan aku juga cemburu dengan sahabatmu" Lanjutnya menatap Seulgi intens.
Mobil Honda City nya sudah terparkir rapi didepan gerbang rumah Irene. Dia dan Seulgi masih belum ingin turun dan kembali melanjutkan perbincangan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Derana | SR ✔
FanfictionDerana memiliki artinya tahan banting dan tabah. Tapi bisakah dia melewati jalan hidupnya yang kejam ini? "Aku hanya menulis, menggambar, melukis, dan membuat. Bukan mengatrapkan semua yang ku ciptakan itu terjadi dikehidupan nyata.."