"Kata ayah, manusia kuat itu adalah manusia yang bisa menahan air matanya. Tapi untuk itu,,, Seulgi tidak bisa menahannya ayah.. Ini teralu menyakitkan.."
Seulgi Derana A.
"Percayalah aku tidak buta. Aku hanya tidak bisa melihat wajah orang. Wajah meteka terlihat abstrak di penglihatan ku" Ujar Seulgi lirih.
Dokter itu masih diam mencerna semuanya. Kenapa hal itu bisa terjadi? Apakah benar kalau pasien dihadapannya saat ini mebgalami psikosis? Tidak! Dia tidak boleh mengambil kesimpulan berbahaya itu.
*Psikosis adalah gangguan mental yang merasa terpisah dari kenyataan sebenarnya. Penderita sulit membedakan mana yang nyata dan tidak nyata.
"Tidak apa-apa. Aku mengerti. Kata pepatah tidak kenal, maka tidak sayang. Kalau begitu bagaimana kalau kita berkenalan terlebih dahulu?" Tawar dokter itu sambil tersenyum dengan senyum gummynya. Berusaha membagi emosi positifnya.
"Bukankah kau sudah mebgenal namaku?" Tanya Seulgi dengan wajah polos dan lugunya. Sungguh, wanita didepannya imi snagat menggemaskan.
"Well, aku sudah tahu namamu. Tapi, kau belum mengetahui nama dan latar belakangku kan?" Tanya sang dokter sambil menegakkan duduknya menatap Seulgi lekat.
Seukgi mengangguk, "Kau benar.."
"Kalo begitu biar aku memperkenalkan diriku terlebih dahulu" Ujarnya sambil memperbaiki stelan jas putihnya.
"Nama saya Jennie Amanda Gabriella. Saya berprofesi sebagai Psikiater di rumah sakit ini. Umur saya saat ini berusia 26 tahun. Salam kenal nona Seulgi Derana Anargya" Ujarnya sambil memperlihatkan senyuman manisnya.
Senyuman yang membuat siapan saja akan membalas tersenyuman itu saking manisnya. Tapi tidak dengan Seulgi. Dia hanya bisa melihat cat abstrak dan pola abstrak diwajah rupawan dokter psikiater yang sekarang dia ketahui bernama Jennie Amanda itu.
"Ah.. Kenapa ayah membawaku kesini? Apa aku gila?" Tanya Seulgi lagi seakan tidak menggubris ucapan Jennie tadi.
Jennie mengerjap-ngerjapkan matany dan kembali tersenyum. Kembali memvuat energi positif untuk pasiennya. "Tidak.. Ayahmu melakukan itu karen dia sayang kepadamu" Ujarnya lembut.
"Sayang? Aku rasa ayah tidak pernah menyayangiku lagi setelah kejadian 8 tahun yang lalu" Ujar Seulgi kembali menunduk.
8 tahun yang lalu..
"Ada apa dengan 8 tahun yang lalu?" Tanya Jennie setrlah mencatat poin-poin dari percakapan mereka saat ini.
"Tidak ada. Ini oribadyi. Kau tidak berhak mengetahuinya" Ujar Seulgi dingin. Kembali ke mode dinginnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Derana | SR ✔
FanfictionDerana memiliki artinya tahan banting dan tabah. Tapi bisakah dia melewati jalan hidupnya yang kejam ini? "Aku hanya menulis, menggambar, melukis, dan membuat. Bukan mengatrapkan semua yang ku ciptakan itu terjadi dikehidupan nyata.."