9. Derana : Terima Kasih Irene

904 178 13
                                    

"Terima kasih untuk semuanya, Irene Alana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terima kasih untuk semuanya, Irene Alana.. Terima kasih telah menjadi sosok penuh cinta kasih dan lembut kepadaku.."

- Seulgi Derana A.



























"Kak Irene lagi masak apa?" Tanya Seulgi dengan suara paraunya.

Berjalan dengan gontai kearah dapur menemui Irene yang masak di depan kompor. Mata monoloidnya masih terlihat sedikit terpejam. Terlihat imut dimata Irene. Selama 3 hari mereka tinggal sementara, membuat Irene selalu tersenyum dan gemas melihat tingkah Seulgi yang menurutnya manis dan menggemaskan. Bucin memang.

Irene tersenyum tipis, "Nasi goreng. Kamu suka?"

Seulgi mengangguk singkat, "Ya.. Terlihat enak"

"Hm. Lebih baik kamu mandi sana. Masih belum mateng. Sana" Usir Irene mendorong pundak Seulgi untuk menjauh.

"Oke.. Tapi kak Irene, nanti Seulgi pamit ya? Mau ketemu sama temen" Ujar Seulgi sambil menatap Irene sayu.

Alis kanan Irene terangkat, "Mau kemana?" Selidiknya.

"Mau ke galeri seni punya aku. Mau kerja, udah lama ngga ke sana" Jelas Seulgi lebih detail.

Irene mengangguk, "Boleh. Tapi nanti aku yang anterin"

Seulgi mengangguk semangat, "Makasih kak. Ngomong-ngomong, wajah kakak cantik ya?" Pekik Seulgi senang dan lari ke kamarnya.

Tanpa mengetahui bagaimana kondisi wajah Irene yang sudah memerah menahan senyumannya yang akan siapa kapan saja melebar. Tapi seketika senyum lebar itu menjadi kerutan dahi. Matanya tiba-tiba melebar saat mengingat sesuatu.

"Dia sudah bisa melihat wajahku?!" Pekiknya tertahan.

Ahh.. Rasanya sekarang Irene Alana benar-benar jatuh hati dengan manusia berwajah beruang itu.

"Aku harus melaporkan ini kepada Jennie"

****

DUG

"Nanti kalau kegiatannya sudah selesai, telepon aku ya?" Peringat Irene saat Seulgi keluar dari mobilnya.

Bangunan tempat yang mereka kunjungi ini tidak terlalu besar dan tidak teralu kecil. Masih ada tempat parkir dan berlantai dua. Ada cafe di lantai 1 dan mungkin dilantai dua adalah galeri seninya. Sangat rapi dan berkesan vintage bercampur monokrom di dalam cafenya.

Seulgi mengangguk polos, "Iya kak Irene.. Seulgi paham. Seulgi masuk dulu ya? Dah kakak" Lambay Seulgi perlahan-lahan menjauh dengan senyum polosnya.

Irene tersenyum gemas, "Iya. Dah~"

"Aaakkkhh!!! Seulgi Deranaaaa!! Kamu membuatku gilaaaa!!!"

****

"Dia sepertinya sudah bisa melihat" Ujar Irene sambil meminum macha lattenya.

Derana | SR ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang