CHAPTER 08 : Three Hours

2.9K 236 340
                                    

CHAPTER 08 : Three Hours

Warning🔞

Desahan panjang memenuhi ruangan tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Desahan panjang memenuhi ruangan tersebut. Personality Room. Begitu Marvel menamai ruangan bernuasna hitam serta paduan merah darah tersebut, tempat dimana dia menyalurkan napsu binatangnya. Menyetubuhi para jalang dengan keras, membuat mereka menjadi budak seks yang patuh akan aturannya. Meyerahkan tubuh mereka kepada Marvel sampai pria itu meminta berhenti.

Dua perempuan yang berasal dari sebuah rumah bordil sedang menggerayangi tubuh Marvel yang basah akibat keringat. Menghusap tato di sekujur tubuhnya lalu mencium kulitnya dengan inisiatif. Marvel lupa sudah berapa lama dia menghabiskan waktu disini dan berapa kali dia sudah memasuki inti kedua perempuan itu secara bergantian.

 Marvel lupa sudah berapa lama dia menghabiskan waktu disini dan berapa kali dia sudah memasuki inti kedua perempuan itu secara bergantian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Napasnya terengah, memperhatikan kedua perempuan yang sengaja dia pilih karena memiliki kemiripan dengan Michelle. Dari segi wajah, warna rambut dan postur tubuh. Walau faktanya Michelle memang tidak ada tandingannya. Menyetubuhi mereka tidak membuat tubuhnya bergetar hebat seperti saat Michelle mencium bibirnya. Aneh. Gadis itu benar-benar membuatnya gila.

"Cukup!" Perintahnya, kedua perempuan itu segera menjaga jarak. "Silahkan keluar dan cek rekening kalian masing-masing."

Marvel beranjak turun dari ranjang besar tersebut. Kedua kakinya masih sedikit bergetar saat dia memungut pakaian di atas karpet. Sebuah tangan melingkari pinggangnya, memeluknya dari arah belakang dengan sangat lancang. Ini diluar aturan karena sesungguhnya tidak ada satu gadis pun boleh menyentuhnya—selain Erica, kekasihnya—ketika permainan telah dinyatakan usai.

"Singkirkan tanganmu!" Sentaknya, nada bicaranya rendah namun begitu mencekam. Dia melirik perempuan lainnya yang telah pergi dan menutup pintu ruangan setelah selesai berpakaian. Dan perempuan satu ini sepertinya ingin mencari masalah dengannya.

"Aku bersedia melayanimu lagi tanpa dibayar, Sir." Perempuan itu mencium pundak Marvel. Serta tangannya yang kembali meraba otot-otot perut Marvel. Semakin turun, namun sebelum tangan itu menyentuh kejantanannya, Marvel lebih dulu berbalik dan mendorong tubuh perempuan itu hingga terjatuh di atas tempat tidur.

Sweet Of BlacknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang