CHAPTER 44 : About Relationship
"Bagaimana kabarmu?"
Berdiri tiga kaki di depan Michelle dalam keadaan utuh dan baik-baik saja membuat Michelle yakin bahwa Jeremy berhasil selamat dari kecelakaan tragis yang diberitakan telah merenggut nyawanya.
Dia masih tidak bisa mempercayai semua itu dengan mudah. Tetapi saat dia menggerakan tangan untuk menyentuh bahu Jeremy, semuanya nyata. Bahkan dia menjulurkan tangan untuk menghusap rahang pria itu. Tidak ada jenggot tebal seperti terakhir kali Michelle melihatnya, hanya ada rambut-rambut tipis yang sedikit menggelitiki telapak tangannya.
Secepat itu Michelle langsung menarik diri, mundur dua langkah ketika Jeremy berusaha mendekat. Dia tidak lupa apa yang terakhir kali Jeremy lakukan pada dirinya. Tubuhnya meremang.
"K-au berhasil selamat dari kecelakaan itu?"
"Apa kau juga berharap aku benar-benar mati?"
"Tentu saja tidak. Hanya saja kehadiranmu yang tiba-tiba begini sangat mengejutkanku."
Rasanya begitu asing saat Jeremy benar-benar menutup jarak dengan memeluk erat tubuhnya. Michelle bahkan tak mampu menggerakan tangannya untuk membalas. Jeremy seperti betah berlama-lama. Menuntaskan kerinduan yang seolah dipendam cukup lama. Terlepas dari segala hal yang pernah Jeremy lakukan di masa lalu, mengetahui Jeremy selamat adalah kabar yang sangat baik.
"Perasaanku tidak pernah berubah sekalipun semesta mencoba memisahkan kita." Jeremy berbisik sembari menghusap kepalanya. "Aku merindukanmu, Michelle."
Tanpa disadari air matanya mulai turun. Hanyut dalam perasaan Jeremy bukan hal yang pantas untuk dia rasakan disaat dia sudah menjadi milik pria lain. Michelle berusaha kuat, dia mendorong Jeremy untuk melepaskan pelukannya.
Jika dulu dia tidak pernah berani untuk berbicara, maka ini adalah kesempatan yang baik untuk mengutarakan seluruh isi hatinya.
"Maaf. Sekarang kita sudah menjadi masa lalu. Hatiku sudah menjadi milik orang lain."
"Bagaimana bisa kau begitu cepat melupakanku?"
Bahu Michelle merosot. Sulit untuk dijelaskan jika selama ini dia sudah menjalin kedekatan tidak wajar bersama Marvel disaat dia masih terikat pertunangan dengan Jeremy.
"Aku..—" Tak sempat dia membalas. Suara ledakan peluru terdengar. Bersamaan dengan itu, Jeremy memerangkap tubuhnya dan berguling ke samping. Disusul dengan suara tembakan keras yang berada tepat di samping telinganya. Michelle kian membenamkan wajahnya pada dada Jeremy. Kedua tangannya menutup telinga rapat-rapat. Dia takut.
"Masuk, Michelle." Perintahnya sambil membuka pintu mobil. Disanalah Michelle bisa melihat bagaimana peluru mengenai lengan Jeremy yang membuat kemejanya berwarna merah. "Aku tidak apa-apa. Cepat masuk!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Of Blackness
Acción"𝙔𝙤𝙪 𝙢𝙖𝙙𝙚 𝙢𝙚 𝙗𝙚𝙡𝙞𝙚𝙫𝙚 𝙩𝙝𝙚 𝙞𝙢𝙥𝙤𝙨𝙨𝙞𝙗𝙡𝙚 𝙘𝙤𝙪𝙡𝙙 𝙗𝙚 𝙥𝙤𝙨𝙨𝙞𝙗𝙡𝙚." Kelompok Crudelta dipimpin oleh Marvel Ricardson bertujuan untuk balas dendam atas kematian tragis Sang Kakak akibat kekejaman Ketua Mafia Senior De...