CHAPTER 30 : Wait Around
Marah adalah satu kata yang menggambar Michelle pada malam hari itu. Setelah turun dari mobil Marvel dengan jarak yang sengaja agak jauh dari mansion Jeremy—agar tidak menimbulkan kecurigaan—Michelle melangkah tergesa-gesa masuk ke dalam mansion.
Salah satu anak buah Jeremy mengarahkannya menuju ruang kerja pribadi. Disana Jeremy sedang membaca sebuah dokumen dengan segelas anggur di tangan kanannya. Matanya berbinar ketika melihat kedatangan Michelle.
"Tidak sulit membuatmu kembali padaku, Sweety." Ujarnya. Menutup dokumen di tangannya yang sudah tidak tampak menarik lagi.
Michelle menarik napasnya. Selama diperjalanan, dia sudah mempersiapkan rentetan kalimat yang siap dia utarakan di depan Jeremy. Tetapi ketika berhadapan langsung, semuanya mendadak lenyap. Tatapan Jeremy mampu membuatnya tunduk.
"Kau berbicara prihal pernikahan di media tanpa meminta pendapatku lebih dulu. Kapan kau berhenti bersikap seenaknya, Jeremy?"
"Apa yang salah? Toh, secepatnya kita memang akan menikah." Jeremy berdeham keras. "Atau kau memiliki keinginan untuk menolak ajakanku?"
"Menikahiku tidak semudah apa yang kau pikirkan." Michelle salut dengan keberaniannya yang mulai muncul. "Kau pikir Daddy akan menyukai tindakanmu yang seperti ini? Tidak. Daddy sedang mengujimu. Dia ingin tahu apakah kau pantas untukku atau tidak. Jika kau bersikap kekanakan seperti ini, aku tidak jamin kau akan dipandang pantas oleh Daddy."
"Jadi menurutmu aku salah?"
"Ya, kau membuat kita semakin rumit." Pekiknya. Walau rendah tapi ini kali pertama Michelle berani menyuarakan isi hatinya.
"Aku tidak akan menjatuhkan reputasiku hanya karena restu dari Daddy-mu. Jika dia tidak menginginkan pernikahan kita, aku bisa membawamu pergi. Kita lihat berapa lama Riordan mampu bertahan hidup tanpa putri kesayangannya. Mudah 'kan?"
Michelle tidak menyangka jika kalimat semacam itu akan keluar dari bibir Jeremy.
"Jeremy, apa kau benar-benar mencintaiku?"
"Setelah banyak hal yang aku korbankan untuk hubungan kita, kau masih meragukan perasaanku. Serius?" Jeremy tergelak. Wajahnya mulai memerah menahan marah. "Hitung berapa kali aku nyaris meregang nyawa selama bergabung dengan De La Mort. Semua aku lakukan untuk menyenangkan hati Riordan. Aku melakukannya untukmu. Untuk hubungan kita berdua. Dan bisa-bisanya kau meragukanku. Fvck you, Mich!"
Tumpukan dokumen di atas meja kerja Jeremy sudah terhempas ke lantai. Kertas-kertas berterbangan mengacaukan ruangan yang semula sangat rapi.
Jeremy berteriak keras. Kepalan tangannya memukul meja dengan keras. Membuat kacanya retak. Melihat Jeremy marah bukan hal biasa namun kali ini kemarahan Jeremy terasa berbeda.
"Kau datang kemari untuk membatalkan rencana masa depan kita. Itu tujuanmu?" Jeremy menangkap tengkuk bagian belakang Michelle. Naik menuju rambutnya kemudian menariknya ke belakang.
Mengigit bibir bawahnya, Michelle berusaha untuk tidak meringis. Dia tidak ingin di pandang lemah. Kata Marvel dia perempuan yang kuat. Michelle harus menunjukan itu di depan Jeremy.
"Apa aku harus meminta maaf lagi atas kesalahan yang tidak aku lakukan?" Tanyanya, masih menahan rasa sakit akibat tangan Jeremy di rambutnya. "Jika kali ini aku tidak mau minta maaf, apa kau akan terus menyakitiku seperti ini?"
Jeremy menempelkan hidungnya di rahang Michelle. Semakin menarik rambut panjang itu ke belakang. Membuat Michelle tidak tahan untuk mengeluarkan ringisan.
![](https://img.wattpad.com/cover/256035544-288-k779354.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Of Blackness
Action"𝙔𝙤𝙪 𝙢𝙖𝙙𝙚 𝙢𝙚 𝙗𝙚𝙡𝙞𝙚𝙫𝙚 𝙩𝙝𝙚 𝙞𝙢𝙥𝙤𝙨𝙨𝙞𝙗𝙡𝙚 𝙘𝙤𝙪𝙡𝙙 𝙗𝙚 𝙥𝙤𝙨𝙨𝙞𝙗𝙡𝙚." Kelompok Crudelta dipimpin oleh Marvel Ricardson bertujuan untuk balas dendam atas kematian tragis Sang Kakak akibat kekejaman Ketua Mafia Senior De...