CHAPTER 52 : Pain Between Us

2.1K 178 247
                                    

CHAPTER 52 : Pain Between Us

Michelle melangkah lebih dulu sedangkan Marvel mengekori dari belakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Michelle melangkah lebih dulu sedangkan Marvel mengekori dari belakang. Dia memberi kesempatan untuk mendengarkan apa yang ingin Marvel bicarakan walau itu tidak akan mengubah segalanya. Dia tidak akan menjadi bodoh untuk kedua kalinya.

Rerumputan di taman belakang basah akan gerimis air hujan yang tak kunjung reda. Maka dia berhenti sampai di teras. Melipat tangan memeluk diri sendiri akibat cuaca yang begitu dingin.

"Katakan apa yang ingin kau sampaikan."

Tiba-tiba Marvel manjatuhkan diri—berlutut di depan Michelle sembari menundukan kepala penuh penyesalan. Hal itu cukup membuat Michelle terjekut. Tidak menyangka bahwa Marvel bersedia menjatuhkan harga diri di depannya.

"Apa yang kau lakukan?" Michelle meraih pundak Marvel. Semua ini dirasa terlalu berlebihan. "Bangunlah."

"Maaf sempat menjadikanmu sarana untuk balas dendam. Aku sangat menyesal. Kau boleh menghukumku dengan cara apapun tapi aku mohon jangan membenciku." Ujarnya lirih.

"Bangun, Marvel."

Detik itu Marvel mendongak secara perlahan-lahan. Helaian rambutnya yang lembut terjatuh hingga wajahnya terlihat. Mata hijau indahnya memancarkan kesedihan, sedikit memerah dan tampak berkaca-kaca.

Michelle memalingkan tatapannya. Dia tidak bisa berlama-lama berhenti disana. Dadanya semakin sesak melihat bagaimana cara Marvel memohon padanya. Seakan dia sudah menyakiti Marvel dengan cara yang begitu kejam. Padahal Marvel lah yang lebih dulu membuat keadaan mereka menjadi seperti ini.

"Aku akan melakukan apapun untuk mendapatkan maaf darimu."

Ujung jemarinya diraih. Digenggam secara perlahan-lahan. Sentuhan itu tentu menambah kesan kerinduan. Setelah apa yang Marvel perbuat atau setelah dia berusaha sekeras mungkin untuk membencinya, dia sesungguhnya tidak benar-benar berhasil.

Tetapi sekali lagi dia meneguhkan diri bahwa dia tak ingin jatuh ke lubang yang sama lagi jika tak ingin merasa lebih sakit dari ini.

"Kau bersedia melakukan apapun?"

"Apapun."

Meraih kedua bahu Marvel, dia membantunya untuk berdiri. Marvel seolah mendapat harapan setelah itu. Apalagi ketika genggaman tangannya di balas dengan kuat oleh Michelle. Tak lama kemudian, saat Michelle menjatuhkan air matanya, Marvel sadar apa yang terjadi tidak sesuai dengan harapannya, "Aku akan memaafkanmu asal kau melupakan segala hal tentang kita."

"Bagaimana bisa aku melakukan itu?"

"Itu yang terbaik."

"Apa kau masih menganggap perasaanku hanya sebuah kebohongan?" Marvel meletakan tangan Michelle di atas dadanya yang berdebar. "Aku sangat mencintaimu, Michelle. Sungguh, aku tidak berbohong."

Sweet Of BlacknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang