CHAPTER 16 : Under Control

2.8K 198 554
                                    

CHAPTER 16 : Under Control

Tubuh Michelle penuh keringat seolah pendingin ruangan dengan suhu terendah tidak membantunya sama sekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tubuh Michelle penuh keringat seolah pendingin ruangan dengan suhu terendah tidak membantunya sama sekali. Marvel mengganti password dan menutup segala akses untuk Sean. Menugaskan beberapa anak buahnya untuk berjaga di luar karena dia tahu adiknya adalah orang yang licik. Setelah kejadian malam ini, dia pikir Sean tidak pantas lagi memiliki akses atas rumah peninggalan Leo.

Marvel tahu apa yang sudah Sean lakukan setelah melihat reaksi tubuh Michelle. Obat perangsang. Bajingan kecil itu melarutkan pil di dalam minuman Michelle dan berpikir bahwa dia bisa dengan mudah menidurinya—membalas jebakan yang Marvel lakukan tanpa persetujuan Sean.

Bocah itu tidak waras!

"Touch me."

Kedua mata Michell terpejam namun tidak menutup pergerakannya. Dia meraba sekitar untuk meraih tangan Marvel kemudian meletakannya di atas payudara. Meminta diremas dengan kuat.

Dia mengangkat tubuh Michelle untuk duduk di atas pangkuannya. Mencium bibirnya setelah diberi celah. Tetapi dia menangkap sesuatu yang berbeda, luka yang hampir mengering di ujung bibirnya. Marvel menghusap pelan dan meneliti. Bekas perbuatan tangan manusia.

Siapa yang melakukan ini padanya? Sean?

"Why did you stop? I need your touch."

Bersamaan dengan tangan Michelle yang mengalung di balik lehernya, dia kembali menekan ciuman lebih dalam. Tanpa berniat melukai Michelle. Tangan nakalnya meraba keseluruhan. Menemukan pistol CZ 75–pemberiannya terselip di belakang gaun ketatnya.

Itu membuat asumsi bahwa tujuan Michelle bertemu Sean adalah untuk menembaknya. Dimana hal itu sudah diwakilkan oleh Marvel. Hanya saja dia tidak mungkin membiarkan adiknya tidak bernyawa. Itu hanya peringatan agar Sean tidak meremehkan ancamannya.

"Michelle," Marvel berusaha menghentikan pergerakan pinggul Michelle di atasnya—yang tanpa sadar menggesek-gesek kejantanannya hingga membuat celananya sesak. "Hentikan dan turunlah!"

"I can not."

Pistol itu dia letakan di atas nakas. Sebelum berbalik dan memerangkap tubuh Michelle di atas tempat tidur. Dia merobek gaun hitam yang sialan seksi di tubuh Michelle. Menyisakan balutan celana dalam berwarna senada yang sudah sangat basah.

Sial. Sial. Sial! Umpat Marvel dalam hati.

Michelle yang terangsang terlihat begitu seksi. Kesempatan untuk memperkosa Michelle sudah di depan mata. Bahkan dia sudah membuka gesper, nyaris menanggalkan celana untuk membantu Michelle mengobati kegilaan yang dia alami. Tetapi menyadari bahwa ini adalah perbuatan biadab Sean membuatnya tidak merasa puas. Dia menarik diri sehingga Michelle meloloskan napas putus asa.

"What are you waiting for? Fvck me, Marvel."

Tangan Michelle menyelinap ke balik resleting celananya. Bagaimana cara Michelle menggenggam kejantanannya membuat tubuhnya bergetar. Gadis itu bangkit, menarik leher Marvel dan menciumnya keras. Tidak disangka-sangka, Michelle yang lugu nan polos ternyata begitu liar dibawah pengaruh alkohol dan obat perangsang.

Sweet Of BlacknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang