CHAPTER 32 : Our Distance
Marvel sudah siap menerima resiko apapun ketika Riordan memergoki dirinya berciuman dengan putri kesayangannya. Sejak awal Marvel sudah mengantisipasi apa yang seharusnya tidak dia lakukan, CCTV pada ruang kerja Michelle menyala dan menyorot tepat ke arah mereka. Namun sayang dia selalu tidak bisa menahan diri ketika berada di dekat Michelle.
Lift mengantar mereka naik, entah menuju lantai berapa. Ketika pintu terbuka, sebuah ruangan megah bernuansa gelap menyambut. Tidak ada siapapun kecuali mereka.
"Black Walls; ruangan rahasia Kelompok Mafia De La Mort." Ucapnya terlalu enteng untuk membeberkan hal tersebut kepada Marvel. "Aku yakin kau tahu siapa aku sejak menginjakan kakimu disini. Dan aku tidak menyangka jika kau masih memiliki keberanian untuk melakukannya. Ternasuk mendekati putriku yang sudah bertunangan."
Riordan mendorong sebuah pintu dimana terdapat ruangan minimalis untuk bersantai. Hanya ada tiga buah sofa, buku-buku yang berjejer rapi di dalam rak serta sebuah lemari yang penuh dengan berbagai jenis minuman alkohol.
"Aku minta maaf atas apa yang kau lihat baru saja."
"Aku tidak terkejut. Itu sudah yang kedua kalinya aku melihat dengan mata kepalaku sendiri."
Marvel mendadak bisu. Kedua kalinya? Sial!
Tapi jika memang Riordan mengetahui apa yang sudah dia lakukan kepada putrinya, mengapa dia bisa bersikap sesantai ini alih-alih menghajarnya?
"Kau mau minum?"
"No. Thanks." Tolaknya halus, masih berusaha tersenyum. "Jadi apa yang ingin kau bicarakan, Sir?"
"Siapa kau sebenarnya? Orang-orangku kesulitan untuk mendapatkan identitasmu. Menyembunyikan sebuah identitas tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang. Itu artinya kau orang istimewa."
"Bagaimana kau bisa sepenasaran itu?"
"Aku selalu melindungi putriku dari orang-orang yang berpotensi mencelakainya. Kau bisa saja seorang penjahat, buronan, atau pembunuh bayaran yang sedang bermain-main. Tapi karena permainanmu sudah terlanjur jauh dengan Michelle, aku sarankan kau segera mengenyahkan dirimu sebelum aku yang akan melakukannya."
Marvel mencoba meredam kemarahannya walau rasanya dia ingin menendang meja bulat yang berada di antara mereka.
"Jangan menghakimi seseorang jika kau tidak tahu kebenarannya. Karena hal sepele untukmu belum tentu berlaku sama untuk orang lain."
Marvel tersenyum miring melihat perubahan di wajah Riordan.
"Aku pikir seorang Ketua Mafia tidak memiliki perasaan. Ternyata Michelle masih sangat kuat mempengaruhi jiwa kemanusiaanmu. Maksudku kau seorang Ayah yang penyayang."
"Tahu apa kau tentangku, Anak Muda?" Balasnya, terkekeh. Mulai menghisap cerutu di tangannya.
"Mungkin kita harus saling mengenal. Aku Marvel Ricardson. Semoga itu membantumu untuk mencari tahu siapa aku sebenarnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Of Blackness
Ação"𝙔𝙤𝙪 𝙢𝙖𝙙𝙚 𝙢𝙚 𝙗𝙚𝙡𝙞𝙚𝙫𝙚 𝙩𝙝𝙚 𝙞𝙢𝙥𝙤𝙨𝙨𝙞𝙗𝙡𝙚 𝙘𝙤𝙪𝙡𝙙 𝙗𝙚 𝙥𝙤𝙨𝙨𝙞𝙗𝙡𝙚." Kelompok Crudelta dipimpin oleh Marvel Ricardson bertujuan untuk balas dendam atas kematian tragis Sang Kakak akibat kekejaman Ketua Mafia Senior De...