CHAPTER 37 : Already Yours

2.5K 183 199
                                    

CHAPTER 37 : Already Yours

Rutinitas yang Michelle sukai di pagi hari adalah membuat teh. Sayangnya di dapur Marvel tidak ada persediaan teh hijau atau jenis daun-daunnya yang bisa Michelle olah. Maka dari itu Michelle hanya membuat teh dengan sedikit takaran gula karena dia tidak terlalu suka manis.

Michelle membuka seluruh kabinet untuk menemukan dimana letak cangkir. Sayangnya kabinet Marvel terlalu tinggi sehingga dia harus berjinjit untuk menjangkaunya. Tapi tiba-tiba tubuhnya terangkat. Michelle tersenyum melihat wajah baru bangun Marvel yang sedang mencoba untuk membantunya.

"Apa yang kau cari?"

"Cangkir. Dimana kau meletakannya?"

"Oh, di sebelahnya." Marvel menggeser posisi Michelle sehingga dia menemukan letak cangkir yang tersusun rapi. Dia mengambil dua buah sebelum meminta Marvel untuk menurunkannya.

"Terimakasih."

"Kau membuat teh?" Marvel mengernyit menatap sesuatu di balik punggung Michelle. "Aku sedang membayangkan jika kau melakukan ini setiap hari untukku. Apa dulu kau juga melakukannya untuk Jeremy?"

"Tidak. Kami jarang memiliki kebersamaan di pagi hari."

"Maka lakukanlah hanya untukku." Senyum Marvel terbit. Senyum terindah yang pernah Michelle lihat di pagi harinya. "Aku ingin mencicipinya."

"Boleh. Tunggu sebentar."

Dengan itu Marvel berjalan menuju pantry. Michelle menuangkan teh ke dalam dua cangkir kemudian memberikannya kepada Marvel. Tetapi, Michelle nyaris terjatuh akibat kurang hati-hati. Untung Marvel menahannya. Salah satu teh panas yang dia bawa tumpah mengenai tangan Marvel.

"Maaf, aku tidak sengaja."

"Tidak apa-apa." Kata Marvel, sedikit meringis dan mengibas-ngibaskan tangannya di udara. "Kau sendiri tidak apa-apa? Kakimu sakit? Tanganmu tidak kena air panas 'kan?"

Michelle merasakan sebuah de javu. Pagi hari itu saat dia membuat teh hijau untuk Jeremy dan tidak sengaja menumpahkan sedikit percikan air panas ke tangannya. Yang Michelle dapatkan adalah sebuah bentakan keras dari Jeremy.

Berbanding terbalik dengan Marvel, Michelle bahkan hampir membuat tangan pria itu melepuh tetapi dia masih mengkhawatirkan keadaan Michelle. Perlakuan dua pria itu benar-benar berbeda. Tidak ada alasan bagi Michelle untuk tidak lebih jatuh cinta kepada Marvel.

Marvel membungkuk di depannya, memeriksa kaki dan tangannya secara bergantian.

"Aku baik-baik saja, Marvel." Michelle menangkap tangan Marvel untuk menghentikannya. Dia menghusap punggung tangan Marvel yang memerah. "Sekali lagi aku maaf atas ini."

Hanya membalas dengan senyuman, kemudian Marvel mengangkat tubuh Michelle untuk duduk di atas kursi.

"Teh buatanmu enak. Tidak terlalu manis."

"Terimakasih." Pujian Marvel kembali membuat Michelle bersemu. Sebelum sekelebat pikiran mulai mengganggu. "Omong-omong, bagaimana dengan Erica?"

"Aku sudah memberitahu semuanya. Termasuk tentang bagaimana perasaanku saat ini."

"Lalu bagaimana tanggapannya?"

"Dia tidak bisa menerima saat aku meminta hubungan kami berakhir."

Dugaan Michelle benar. Hanya orang bodoh yang menyia-nyiakan kekasih sempurna seperti Marvel. Jika Michelle berada diposisi Erica, dia pasti melakukan hal yang sama.

Sweet Of BlacknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang