CHAPTER 25 : Future Wife
Jemari Marvel mengetuk meja, menimbulkan irama. Merasa tidak sabar menunggu kedatangannya. Selanjutnya pintu terbuka. Hanya butuh lima menit untuk menunggu Liam datang bersama Sean.
"Akhirnya kau mengundangku lagi setelah menutup semua akses rumah ini untukku." Sean tersenyum miring. Berjalan mendekat tanpa rasa canggung.
"Tinggalkan kami berdua, Liam!"
Marvel tahu Liam cukup berat hati meninggalkan mereka karena takut terjadi pertengkaran yang mungkin menimbulkan perpecahan. Tetapi Marvel tidak sebodoh itu kendati dia sudah tersulut mendengar sapaan tidak ramah dari Sean.
Setelah Liam pergi, suasana hening menyapa mereka. Sean masih sempat-sempatnya menyalakan rokok kemudian menghisapnya.
"Kau masih ingat siapa dirimu?" Tanya Marvel setelahnya, "Kau seorang Crudelta. Jangan pernah sesekali berkhianat. Apa yang kau lakukan dengan Wakil Ketua De La Mort semalam?"
"Maksudmu Jeremy Nicholas—tunangan Michelle?" Secepat itu Sean menginjak rokoknya. Tetarik dengan topik pembicaraan. "Aku hanya ingin sedikit membantumu."
"Membantuku? Jangan kekanakan, Sean. Kau bisa menghancurkan segalanya!"
"Kalimat itu justru lebih cocok untukmu!" Sean menunjuk Marvel. Tidak terima. "Rencanamu hanya omong kosong. Apa hasil dari penyamaran yang kau lakoni selama ini? Mengancurkan De La Mort? Tidak! Kau malah asik bermain dengan Michelle."
Marvel diam. Dia tidak bisa menyangkal, apa yang Sean ucapkan benar.
"Aku adalah bagian dari De La Mort sekarang." Sean mengeluarkan sebuah pin. Mengangkat benda kecil itu tepat di depan Marvel. "Aku bukan pengkhiatan. Ini adalah bagian dari rencana balas dendam yang akan segera berakhir. Aku tidak perlu menunggumu. Biarkan Leo bangga memilikiku."
Kedua tangan Marvel terkepal di kedua sisi. "Kau benar-benar ingin perang saudara, Sean."
"Come on, bro. Aku melakukan ini untuk mempermudah semuanya. Setelah kita berhasil menghancurkan De La Mort, aku akan menjadi ketua Crudelta. Sedangkan kau kembali hidup normal, memegang perusahaan dan menikahi Erica. Bukan 'kan itu tujuan kita sejak awal atau sekarang kau sudah berubah pikiran?"
Napas Marvel berhembus berat. Kepalan tangannya kian menguat. Dia menghantam meja sebagai pelampiasan. Sean yang menyaksikan itu hanya geleng-geleng kepala. Semakin yakin bahwa apa yang dia ucapkan itu benar.
"Apa ini tentang Michelle Rowlands?"
Marvel memicing. Matanya merah. "Jika kau berani menyakitinya, aku akan membunuhmu!"
"Sejak awal aku tidak pernah berniat menyakitinya. Justru kau yang berkeinginan untuk melakukan itu." Sean mendekati Marvel. Melirik buku-buku tangan sang kakak yang memerah. "Terjebak dalam permainanmu sendiri, brother?"
"Tutup mulutmu!"
"Are you in love with Michelle?"
Satu pukulan berhasil menghantam wajah Sean. Cukup keras namun tidak membuatnya tumbang. Sean tidak melawan, dia justru tersenyum sembari menyedari darah di sudut bibirnya. Marvel bersikeras untuk tidak melakukan hal lebih ketika Liam darabf. Berdiri di tengah mereka.
"Aku sudah menduga akan seperti ini jadinya jika meninggalkan kalian berdua." Liam melirik bergantian pada keduanya—yang masih melempar tatapan sengit. "Lebih baik kau tinggalkan tempat ini, Sean."
"Aku memang akan melakukannya." Perhatian Sean tertuju pada Liam, lalu menepuk pundaknya. "Obati kakakku. Seperti dia sedang sangat terluka."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Of Blackness
Aksi"𝙔𝙤𝙪 𝙢𝙖𝙙𝙚 𝙢𝙚 𝙗𝙚𝙡𝙞𝙚𝙫𝙚 𝙩𝙝𝙚 𝙞𝙢𝙥𝙤𝙨𝙨𝙞𝙗𝙡𝙚 𝙘𝙤𝙪𝙡𝙙 𝙗𝙚 𝙥𝙤𝙨𝙨𝙞𝙗𝙡𝙚." Kelompok Crudelta dipimpin oleh Marvel Ricardson bertujuan untuk balas dendam atas kematian tragis Sang Kakak akibat kekejaman Ketua Mafia Senior De...