CHAPTER 20 : Feel Like You

2.3K 193 616
                                    

CHAPTER 20 : Feel Like You

w a r n i n g 🔞

"Can I have a little of your time, Michelle?"

Sean seolah menjatuhkan bom yang membuat Marvel bergerak maju untuk mencengkram jaket kulitnya. Beberapa orang berpakaian hitam turut hadir untuk melerai keduanya. Michelle hanya mengenali sosok pria bernama Liam.

"Beri Sean waktu." Liam mendorong pundak Marvel hati-hati. "Aku pastikan semua baik-baik saja."

"Aku tidak pernah terancam dengan kehadirannya tetapi melepas Michelle bersamanya bukan pilihan baik. Go away from here, Sean!"

"Aku bersedia." Sahut Michelle setelah beberapa menit menjadi penyimak. "Hanya lima menit."

Sean tersenyum. "Itu lebih dari cukup."

"Tidak, Michelle." Tegas Marvel, kembali mendekati Michelle dan berbisik. "Kau tahu siapa Sean dan bagaimana buruknya dia memperlakukanmu."

"Aku tahu dan aku tidak perlu takut. Kau ada disini. Kau akan membunuhnya sebelum dia sempat berbuat hal buruk terhadapku. I'm right?" Bujuknya. Tangannya menghusap lengan Marvel naik turun.

Walau nampak terpaksa akhirnya Marvel memberi anggukan kepala. Hanya tersisa dirinya dan juga Sean namun tetap di awasi oleh Marvel dan beberapa anak buahnya yang berada sedikit lebih jauh. Michelle tidak bisa menutupi kegugupannya setelah banyak fakta mengejutkan yang dia ketahui di Berlin.

Michelle melipat lengannya di depan dada saat Sean melangkah lebih dekat. "Lima menit adalah waktu yang cukup singkat. Jadi bolehkah aku bertanya padamu lebih dulu?"

"Sure."

"Apa tujuanmu membidik Jeremy malam itu?"

"To the point?" Sean menyeringai kagum.

"Apa kau juga terlibat dalam kasus pembunuhan Kepala Staf Kepresidenan Amerika?"

Sean masih tidak menjawab dimana hal itu membuat Michelle geram. Dia memberanikan diri bergerak maju kemudian mencengkram jaket kulit Sean di bagian dada.

"Dan apa kau juga yang melakukan penyerangan di lapangan tembak kemarin?"

Sean menyentuh tangan Michelle dan melonggarkan cengkramannya. Membuat Michelle menepisnya dengan cepat. "Apa kau mendengar rentetan kalimat itu dari kakakku?"

"Aku memintamu untuk menjawab, Sean."

"Aku suka gadis pemberani." Sean menatap Michelle lebih lekat. "Aku ingin menjawabnya namun aku tidak ingin menjadi pengkhianat. Satu-satunya hal yang bisa aku lakukan hanyalah memperingatimu. Bahwa orang-orang di sekitarmu tidak sebaik apa yang kau pikirkan. Jangan terlalu polos, Michelle."

"Kau sedang menyindir dirimu sendiri?"

"Kau benar. Kau layak membunuhku karena aku seorang bajingan. Tapi ketahuilah, bahwa suatu saat nanti aku adalah orang yang paling berpotensi untuk menolongmu."

"Apa maksudmu?"

Michelle tidak mengerti mengapa ucapan Sean memberi efek luar biasa hingga kepalanya pening. Tanpa ijin Sean meletakan tangan di atas pundak Michelle, meremasnya dengan lembut. Untuk pertama kalinya Michelle mengamati Sean sedekat ini. Warna matanya mirip dengan Marvel, namun terlihat lebih tajam.

Sweet Of BlacknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang