CHAPTER 09 : Sunset & Chocolate
Awan abu-abu yang telah mengantar rintikan hujan beberapa saat lalu tidak menutupi jejak matahari yang hendak terbenam di ufuk barat. Pemandangan senja kala itu sengat menakjubkan dari arah pantai. Biru laut dari air menambah kesan alami, serta desiran angin yang mengantarkan rasa nyaman, menusuk, membuat ingin berlama-lama diam hingga matahari sudah tidak menampakan diri lagi.
"Apa sunset memang seindah ini?"
Marvel mengalihkan tatapan menuju Michelle yang merebahkan kepala di atas pahanya. Gadis itu tidak sedetik pun mengalihkan diri dari langit. Tatapan penuh kekaguman seolah dia tidak pernah menyaksikan momen semacam ini di dalam hidupnya. Atau apa itu memang benar?
"Selain hamburber, apakah sunset termasuk list hal-hal yang tidak pernah kau jamah dalam hidupmu?"
"That's right. Kau pasti ingin mengatakan bahwa hidupku membosankan." Pada akhirnya dia melirik lawan bicaranya. "Hanya bersamamu aku merasa bebas dari kurungan."
"Itu artinya kau tidak bahagia bersama Jeremy."
"Aku harap itu sebuah pertanyaan, maka aku akan menjawab bahwa aku bahagia bersamanya. Hamburger dan sunset bukan apa-apa dibandingkan dunia yang Jeremy berikan untukku."
"Dunia? Ck. Aku pikir dia memperlakukanmu seperti Chessie, seekor anjing peliharaan."
Tatapan nyalang ditorehkannya. Michelle berdeham sambil menegapkan tubuh. Tidak ingin membantah namun tidak juga membenarkan. Tak ingin merasa kalut lebih lama, Michelle bangkit berdiri. Surai dan gaunnya disambut cepat oleh angin. Seakan sengaja hadir untuk kembali menenangkannya.
"Mau kemana?"
"Bermain ombak." Sahutnya. Berlari menuju pantai dengan kedua tangan terentang.
Perpaduan deburan ombak dengan pemandangan indah yang Michelle suguhkan membuat Marvel betah menjatuhkan dirinya di atas pasir pantai lebih lama lagi. Memandangi bagaimana cara Michelle menarik sudut bibirnya membentuk senyuman bahagia ketika ombak membasahi gaun tipis yang melekat pada tubuhnya. Perempuan itu memiliki sejuta pesona. Teramat seksi sehingga Marvel selalu memiliki keinginan untuk menariknya ke atas ranjang dalam setiap kesempatan.
Tidak hanya dirinya, Michelle juga menarik perhatian beberapa pengunjung di sekitar. Sebagai seorang pria dengan daya seksual tinggi, Marvel memahami apa maksud para pria memandangi Michelle dengan cara seperti itu. Seringaian cabul. Atas dasar apapun, Marvel tidak memiliki hak untuk melarang. Jeremy, tunangan brengsek gadis itu, bahkan membiarkannya menggunakan pakaian yang nyaris menelanjangi tubuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Of Blackness
Ação"𝙔𝙤𝙪 𝙢𝙖𝙙𝙚 𝙢𝙚 𝙗𝙚𝙡𝙞𝙚𝙫𝙚 𝙩𝙝𝙚 𝙞𝙢𝙥𝙤𝙨𝙨𝙞𝙗𝙡𝙚 𝙘𝙤𝙪𝙡𝙙 𝙗𝙚 𝙥𝙤𝙨𝙨𝙞𝙗𝙡𝙚." Kelompok Crudelta dipimpin oleh Marvel Ricardson bertujuan untuk balas dendam atas kematian tragis Sang Kakak akibat kekejaman Ketua Mafia Senior De...