Naya tergesa-gesa berlari sepanjang koridor, bell sudah berbunyi dua puluh menit yang lalu dan gadis itu baru bisa manjat dinding belakang sekolah.
Telat
Tidak ada prestasi yang melekat kecuali kata telat yang berada dalam diri Anaya. Kini alasan telatnya bukan kesiangan karena membaca novel-novel romantis melainkan terlalu sibuk menstalking akun Devian yang katanya kakak mahasiswa itu akan mengajar hari ini dan akibat itulah Naya telat bangun.
Seragam Naya berantakan, dasi tidak sempat terpasang dan tali sepatu yang lepas sevelah karena terus berlari, rambut Naya juga menjutai bebas kesana kemari tetapi masih terlihat sangat cantik.
Naya sampai di kelas tercinta, XII IPS 1. Pintu kelasnya sudah tertutup rapat pasti seperti tak ada penghuni, padahal sekarang bukan jam olahraga dan juga seharusnya walau ada guru pun kelas Naya akan tetap bising.
Pelan-pelan Naya membuka pintu kelasnya yang berhasil menghasilkan bunyi decitan. semua pasang mata langsung menuju pada wajah manis gadis itu. Naya yang sempat bingung langsung tersenyum sumringah saat dirasa tidak ada guru yang mengajar.
"Haii kok pada diem-diem aja sih?"tanya Naya seraya berjalan masuk. Jingga sudah melotot di tempat duduknya.
Naya berjalan menuju bangkunya, "Tumben sepi banget pada kenapa Jingga?"
Jingga semakin melotot seperti ingin memakan Naya hidup-hidup. Naya hanya tertawa kecil melihatnya.
"Ada PR gak si jing—"
Brakk!!
Ucapan Naya terhenti seketika kepala gadis itu refleks melihat kearah pintu yang di tutup kencang.
Siapa itu?
"Siapa kamu? "tanya nya datar. Naya menelan ludah bukan kah dia yang harus bertanya? siapa lelaki asing ini ada apa di kelasnya, kenapa mengajak Naya berbicara.
"Na-Naya, kak," ucap Naya entah kenapa menjadi gugup, mungkin karena keheningan kelas dan udara yang tiba-tiba terasa dingin. Naya merasa Wajah lelaki itu terlihat familiar sebelum akhirnya Jingga berlirih pelan.
"Mampus Nay itu kak Devian."
Devian samuel? Naya melotot seketika alisnya terangkat menatap proposi badan dan wajah lelaki di hadapannya, pantas saja Naya tidak asing.
"Saya gak nanya nama kamu."
Mata tajamnya menelisik wajah Naya, gadis itu buru-buru menunduk menyembunyikan rasa takut kala menatap wajah Devian yang kelewat seram.
"Maju ke depan!"
Naya sedikit menegang, jujur Naya sangat takut saat ini "Tap-tapi kak say—"
"Kamu bicara dengan siapa?"tanya Kak Devian. Naya tau maksudnya, harusnya Naya berbicara sambil menatap lelaki itu tetapi Naya tidak ada nyali. Apalagi suasana kelas yang semakin terasa mencekam tak ada yang berniat membantunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devian Samuel
Teen FictionLelaki itu posesif, pemarah, dingin dan menyeramkan, tapi sifatnya berubah seperti bunglon yang berubah warna menyesuaikan keadaan dan suasana hatinya. contohnya saat bersama dengan gadis mungil bernama Anaya Novlyn. "Kenapa diam Nay, atau kamu mau...