Naya pulang diantar Devian selesai membuat kesepakatan mereka, gadis itu tak langsung masuk ketika mobil hitam Devian sudah berada di pelataran rumahnya.
"Jadi...kak Dev yang bakal kirim dress buat saya pake?"tanya Naya sedikit gugup melihat wajah Devian yang begitu dekat.
Mimpi apa bisa satu mobil dengan lelaki ini
"Hm, saya kirim besok siang."
"Sebenernya gak usah kak soalnya saya udah punya dress sendiri kok."
"Biar sesuai dengan tema acara keluarga saya."
"Tema nya apa emang?"
Devian mengendikan bahunya "Belum saya tanya"
"oh" Naya mengangguk mengerti "Yaudah Ka Dev, makasih udah nganter saya."
"Hm,"deham Devian. Lelaki itu melirik ke arah rumah Naya "Rumah kamu ada siapa?"
Naya mengangguk "Gak ada siapa-siapa, mamah saya lagi arisan. Bibi juga udah pulang jam segini"
"Kamu sendirian?"tanya Devian lagi
"Iya kak, tapi gak apa-apa kok saya berani" gadis itu menyengir
"Kamu liat berita tadi pagi?"
"Berita apa?"
"Rampok perumahan, lagi marak."
Raut wajah Naya berubah pucat "Aku gak liat tuh beritanya."
"Ya saya liat di update berita tadi pagi. Rampok ngambil semua benda bawa senjata tajam—"
"Yah kak gak usah cerita gitu, saya sendirian dirumah,"sela Naya buru-buru. Tangannya dingin membayangkan nanti dia dirumah sendirian.
"Kenapa?"
pake nanya lagi
"Nanti kalo dirumah saya ada rampok gimana? saya sendirian di rumah,"melas Naya
Dengan acuhnya lelaki itu mengendikan bahu "Ya bukan urusan saya"
"Tapi gara-gara kakak saya jadi parno tau!"
"Suruh aj pacar kamu dateng ke rumah,"ucap Devian sambil mengalihkan pandangannya ke depan. Tidak lagi melihat Naya.
Naya diam sebentar, "Gak bisa dia, sibuk."
"Cowok bandel kaya gitu sibuk ngapain? tawuran?"
"Saya gak tau tapi biasanya dia sibuk!"
"Berarti kamu bukan prioritas dia! Putusin. "
Naya menghela napas, dirinya sudah dapat dosa karena berbohong terus menerus dan sekarang harus menekan sabar ketika topik ini muncul kembali.
Belum puas lusa kemarin mereka bertengkar masalah topik ini? sampai-sampai Naya di bentak karena masalah ini.
"Jujur deh ni ya Kak, saya cuma bohongan aja." Yah lebih baik begini dari pada terus dapat ucapan tak enak dari Devian prihal hubungannya.
Devian menoleh kembali "Bohong? "
"Iya, sebenernya saya gak pacaram sama Farel." Naya memelankan suaranya "Saya males aja di ajak ke acara keluarga kakak jadi alesanya mau ada double date"
Devian mengerutkan dahi "Serius?'
"serius, maaf kak saya udah bohong"
"Yaudah turun"
itu saja?
Tidak ada kata apapun selain menyuruhnya turun? Naya memaki dalam hati, menyesal sudah membongkar rahasianya. Setidaknya lelaki ini harus meminta maaf setelah insiden bentak di ruangannya kemarin, atau sikap jutek yang Naya dapati hari-hari sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devian Samuel
Teen FictionLelaki itu posesif, pemarah, dingin dan menyeramkan, tapi sifatnya berubah seperti bunglon yang berubah warna menyesuaikan keadaan dan suasana hatinya. contohnya saat bersama dengan gadis mungil bernama Anaya Novlyn. "Kenapa diam Nay, atau kamu mau...