Naya memasuki rumah besarnya dengan lelah berjalan tergopoh-gopoh menaiki tangga menuju kamar sebelum di tahan suara lengkingan sang Mommy dari dapur.
"NAYA DARI MANA AJAAA KAMU BARU PULANG!!"
Menghela napas untung hanya pertanyaan itu yang dilontarkan bukan bertanya dianter siapa tadai, Naya sendiri masih bingung kenapa Kak Devian tiba-tiba saja menghampirinya.
"Naya cape Mommy mau istirahat dulu."
"Tadi Mommy telfon gak di angkat-angkat sih?! " Naya menunduk menatap Mommynya yang berada dibawah tangga.
"HP Naya ketinggalan di sekolah."
"Ketinggalan di sekolah apa di Kakak Mahsiswa yang kemarin malen kamu ceritain itu?"goda mommy Vita seketika pupil mata Naya membesar.
"Kok Mommy tau sih? "
"Iyalah tadi Mommy telfon yang jawab laki-laki baru aja mau marah-marah dikira kamu lagi jalan-jalan sama dia eh taunya HP kamu ketinggalan,"cerocos Vita.
"Iya HP nya ketinggalan soalnya di sita karena telat masuk kelas."
"Ck yaudah sana bersih-bersih abis itu makan.
"Siap Mommy."
Naya merebahkan badannya dikasur kamar, matanya menerawang bingung hendak melakukan apa jika tidak ada ponsel.
Gadis itu teringat surat izin orang tua tentang kemah yang akan di laksanakan minggu depan. Naya sudah tau jawabannya.
'Mommy gak izinin.'
Itulah kalimat yang selalu Naya dapati jika ingin meminta izin acara sekolah. Entah study tour maupun hanya acara baksos di perkampungan, jawabannya tetap sama. Tidak boleh!
Naya selalu di wanti-wanti jika pulang sekolah tidak boleh kemana-mana, tidak boleh memiliki pacar jika masih sekolah, tidak boleh main kemana-mana jika hari libur, tidak boleh sembarangan bergaul dan hal lainnya. Umurnya sudah 17 tahun tetapi masih diperlakukan seperti anak kelas 4 SD.
Mungkin kali ini boleh?
Tanya Naya dalam hati, tidak ada salahnya mencoba. Gadis itu memgambil surat dari dalam tas buru-buru menuju kamar sang Mommy atau tempat favoritnya, Dapur.
Setelah menuju kamar dan tidak mendapati sang Mommy, Naya menuju dapur lihatnya Mommy sedang duduk pantry yang posisinya membelakangi.
"Hai Mommy nya Naya."
"Hai sayang, mau gak?"Vita menunjuk martabak spesial buatannya.
Naya menggelang "Naya boleh gak sih kalo main." tanyanya basa-basi
"Main kemana Naya? Sama siapa?"jawab Vita menoleh matanya memicing tajam.
"Sama temen sekolah Naya Mom, mau ke Mall boleh kan?"sosor Naya matanya sudah berbinar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devian Samuel
Teen FictionLelaki itu posesif, pemarah, dingin dan menyeramkan, tapi sifatnya berubah seperti bunglon yang berubah warna menyesuaikan keadaan dan suasana hatinya. contohnya saat bersama dengan gadis mungil bernama Anaya Novlyn. "Kenapa diam Nay, atau kamu mau...