Tak terasa seminggu sudah Naya melaksanakan ulangan akhir semester. Kini gadis itu berada di sebuah ruangan ber-Ac yang teramat dingin nan harum. Naya mendudukan dirinya di sebuah sofa warna hitam dekat pintu. Beberapa menit sudah ia habiskan untuk bermain handphone
Sekarang ini Naya berada dikantor Devian, tepatnya diruang lelaki itu. Sebelum ia disini, Naya sudah sempat melakukan drama ala-ala terkejutannya ketika melihat bangunan kantor milik Devian yang megah. Bahkan sikap noraknya pun muncul saat hendak menaiki lift yang mewah dengan teknologi canggih
Sebenarnya Naya sudah menduga perusahaan milik Devian ini pasti akan membuatnya terdiam kagum, hanya saja tidak terpikirkan jika itu juga akan membuat Naya terdiam malu karena kenorak-annya.
"Udah selesai kak?" tanya Naya untuk kesekian kali. Ia mengikat rambutnya yang sempat berantakan karena sudah lama bersandar
"Belum"
Naya menghela napas berat "Kok lama banget sih? "
"Ada berkas yang belum saya baca, sebentar," ucap Devian tanpa mengalihkan fokus dari layar laptopnya.
Naya menurut untuk kesekian kalinya. Gadis itu duduk bersandar sambil memainkan kembali handphoneya. Namun tak lama Naya kembali berucap
"Habis ini mau kemana kak?" tanya Naya yang dari awal bingung kenapa Devian memanggilnya kesini.
Devian melirik sejenak kearah Naya "Fitting baju"
Mata membelalak "Kok udh fitting baju aja?"
"Karena pernikahan kita dua minggu lagi, Anaya"
Naya refleks menepuk jidatnya "Saya lupa kak"
"Saya udah duga."
"Terus sekarang gimana?"
Devian menoleh, pada akhirnya memilih mengobrol dengan Naya sejenak "Gimana apanya?"
"Terus sekarang saya harus apa buat nyiapin acara pernikahan?"tanyanya dengan wajah lucu. Naya menggaruk kepalanya yang tak gatal "Urusin gimana ya? aduh saya belum pernah nikah sebelumnya," lanjutnya bingung.
Devian terkekehb "Bunda dan Mommy kamu udah ngurusin dari awal bulan, presentasenya delapan puluh lima persen selesai."
"Terus tema pernikahannya?"
"Kamu sukanya gimana?"tanya balik Devian
Naya berdeham, wajahnya sangat menggemaskan ketika sedang berpikir "Saya mau yang tema alam gitu kak"
"Yaudah nanti saya bicarain lagi sama bunda."
Naya mengangguk, wajahnya berubah sedih "Saya jadi gak enak."
"Gak enak kenapa?"
"Kan yang mau nikah saya sama ka Dev kok jadi bunda sama mommy yang ngurusin,"
"Karena kamu lupa ngurusin," jawab Devian membuat Naya semakin cemberut
"Tapikan sebelumnya bukan Naya yang mau nikah tapi ka Dev yang ngebet," jawab Naya dengan wajah meledek.
Devian membelalak "Siapa yang ngebet?"
"Ka Dev lah"
"Gak, bukan saya."
"Gak mau ngaku lagi, dari awal juga ka Dev deket sama saya yang dibahas pernikahan terus. Tanya saya mau jadi calon istri ka Dev atau gak padahal pacaran juga belom," jelas Naya semakin menjadi
Wajah lelaki itu menggeram malu "Gak usah bahas masa lalu!"
Naya tertawa "Emang kenapa? faktanya gitu kok."
KAMU SEDANG MEMBACA
Devian Samuel
Teen FictionLelaki itu posesif, pemarah, dingin dan menyeramkan, tapi sifatnya berubah seperti bunglon yang berubah warna menyesuaikan keadaan dan suasana hatinya. contohnya saat bersama dengan gadis mungil bernama Anaya Novlyn. "Kenapa diam Nay, atau kamu mau...