📌Aku saranin untuk baca ulang bab sebelumnya ya
Happy reading
-------
Jingga menatap Naya lama "Lo pulang duluan aja, biar gue disini dulu sama ka Dev"
Naya terperengah "Mau apa?"
"Ya mau apa aja boleh dong," ucap Jingga seraya menampilkan senyum manisnya. Gadis itu memegang bahu Naya sekilas "Lo juga tumben boleh keluar-keluar sama bunda lo Nay, main sama gue kinara aja gaboleh mulu"
Mood Naya semakin rusak "Aku cuma nanya, aku juga udah izin sama bunda"
Jingga mengangguk singkat "Aneh ya bunda lo, main ke mall aja gaboleh"
Naya meilirik Devian yang menyorot pada Jingga "Iya aku iseng aja mau nyari makan sendiri"
"Wah keren ya udah berani pergi sendiri" Jingga terkekeh pelan "Lo katanya mau pulang? gak jadi?"
Naya merenggut dalam hati, mana mau dia meninggalkan Devian dan Jingga berdua disini. Kalau Devian kepincut bagaimana?
"Emm.. gak ak jadi deh," gumannya seraya melirik Devian sekali lagi, entah kenapa sedari tadi lelaki itu tak mengeluarkan sepatah katapun.
"Dih labil lo Nay! sana balik, gue mau bahas nilai sama ka Dev, ekonomi gue anjlok"
Really? seorang Jingga memikirkan nilainya? tidak mungkin
"Tumben mikirin nilai, " sindir Naya pelan "Biasanya kamu gak perduli"
"Ya masa sebagai anak sekolah gue gak mikirin nilai sih Nay? itu mah elo hahha" tawa Jingga meledek. Telinga Naya serasa terbakar mendengarnya. Kenapa beberapa hari ini sifat Jingga terbilang aneh dan seakan ingin terus merusak hubungannya dengan Devian.
Devian akhirnya membuka suara "Maaf Jingga, sekarang ini saya sedang ada urusan dengan Anaya."
Jingga mengerutkan dahi "Urusan apa? katanya tadi gak sengaja ketemu" Jingga beralih pada Naya "Bohong lo Nay"
"I-iya maksudnya-
"Sekali lagi maaf Jingga, kamu bisa pergi dari sini" lagi Devian berucap. Jingga membelalak ketika Devian malah mengusirnya pergi
"Tapi kak-"
"Nilai bisa kita bicarakan lagi di sekolah" mutlaknya. Naya menunduk tidak enak hati
Jingga mengangguk kecil "Baik kak, aku permisi dulu... Naya, gue balik duluan ya. "
Naya mengangguk "Iya maaf ya Jingga"
Jingga tak menjawab, gadis itu berlalu pergi dengan wajah sebalnya.
----
"Harusnya ka Dev gak bilang gitu! " protes Naya saat keduanya sudah berada di dalam mobil. Berbeda dengan Devian yang menampilkan wajah datarnya, Naya kini mencak-mencak marah tidak jelas.
Mood Naya sudah rusak karena bertemu dengan Jingga, dan Devian malah semakin merusaknya dengan mengusir Jingga pulang. Jingga pasti akan curiga
"Terus aku harus apa? " tanya Devian balik, sedari tadi lelaki itu diam di cecar beberapa omelan Naya yang tak ada habisnya.
"Ya jangan bilang gitu, nanti Jingga curgia!"
"Dari awal dia ketemu kita disana pun udah pasti curiga," jawab Devian semakin membuat Naya kesal
"Terus gimana dong? "
"Ya gak gimana-gimana," jawab Devian mulai melajukan mobilnya, tujuan kini adalah menghantarkan Naya pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devian Samuel
Teen FictionLelaki itu posesif, pemarah, dingin dan menyeramkan, tapi sifatnya berubah seperti bunglon yang berubah warna menyesuaikan keadaan dan suasana hatinya. contohnya saat bersama dengan gadis mungil bernama Anaya Novlyn. "Kenapa diam Nay, atau kamu mau...