Acara bakar-bakar malam berlangsung seru, Naya senang dengan perlakuan keluarga Devian yang ternyata begitu ramah tak sesuai dengan prasangkanya. Kini mereka sedang menonton film sambil menikmati hasil bakar-bakar tadi.
Naya sendiri berusaha menjauhi Devian setelah lelaki itu melampirkan pertanyaan yang membuat Naya cukup ambigu. Kini gadis itu sedang duduk di rerumputan yang di alas bersama Reina dan Tante Anya-mamah Reina.
Film keluarga berlangsung, Naya sudah banyak makan. Perutnya sudah kenyang jadi memutuskan untuk menonton saja. Tante Anya yang melihat Naya fokus menonton tiba-tiba menyeletuk
"Kamu pacaran sama Dev udah berapa lama?"tanya nya
Gadis itu berpikir sejenak "Udah cukup lama tante"ucapnya sopan
Anya hanya mengangguk pelan padahal bukan itu jawahan yang wanita itu mau, ia ingin tau sudah berapaa tahun bukan seberapa lamanya.
"Adit!!"pekik Reina melempar sendal jepit ke arah pria jangkung yang sedang sibuk memakan jagung sambil berdiri.
"Apasih bantet" laki-laki itu langsung menghampiri Reina. Anya dan Naya hanya diam memperhatikan.
"Dari mana aja lo dit?"tanya Reina
"Boker!'ketusnya
"Jorok banget sih lo"
"Boker mah nggak jorok kali orang itu mah keharusan,"balasnya
Reina mendengus "Kenalin nih dit, kakak Naya pacarnya ka Dev"
laki-laki yang di sebut Adit itu beralih pada Naya "Oh pacar ka Dev? tumben ka Dev bawa pacar. Kenalin Adit kak sepupu ka dev juga."
Naya tersenyum "Iya kenalin juga Naya"
"Cantik ya Pacar Ka dev"pujinya, Naya malu sendiri
"Enggak kayak lo nggak ada pacar jomblo mulu dari lahir"ejek Reina
"Ye miror kali sama lo"
"Kebiasaan deh kalau ketemu selalu aja berantem, udah mending main aja sama adik-adiknya tuh saya kangen sama mereka Rein" lerai Anya
"males ah masa kumpul sama bocil bocil"
"Lah lu juga Bocil"balas Adit, kedua remaja itu tak mau kalah.
"Berisik banget sih lagi nonton film, nanti di omelin oma baru tau rasa,"tegur Anya lagi. Naya hanya tersenyum maklum, karena ia juga sama begitu.
Sebuah tepukan bersarang di bahu Adit, lelaki itu mendonggak "Kenapa kak?"
"Jangan berisik, makan sana."
"Cie mau nyamperin ka Nay lagi ya?"ledek Reina "Lagian tadi segala so soan pergi sih"
"hush Rein" Anya menegur "Gak boleh gitu sama ka Dev, gak dapet hadiah tiap bulan loh"
"Eh eh canda aja ka Dev" Reina panik, meminta maaf karena takut hadiah tiap bulannya di potong ka Dev
Devian memang selalu memberikan hadiah kepada keponakan ataupun sepupunya yang masih kecil setiap bulan. tak jarang lelaki itu memberi hadiah tiket jalan-jalan keluar negeri atau barang-barang brended. Semua itu bukan Devian yang urus, ada salah satu orangnya yang khusus mengurus itu.
Devian terkekeh "Belajar yang bener biar bisa kaya kakak"
"Boro-boro belajar yang bener kak, si Reina mah bolos mulu di sekolahnya,"sahut Adit langsung mendapatkan pelototan tajam
"Tau dari mana lo! emang lo liat gue sekolah tiap hari!?"
"Ck mulai lagi" dengus Anya. Naya yang sedari tadi diam jadi terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devian Samuel
Teen FictionLelaki itu posesif, pemarah, dingin dan menyeramkan, tapi sifatnya berubah seperti bunglon yang berubah warna menyesuaikan keadaan dan suasana hatinya. contohnya saat bersama dengan gadis mungil bernama Anaya Novlyn. "Kenapa diam Nay, atau kamu mau...