Typo tandain ya
------
Kedua lelaki dewasa tengah sibuk melipat pakaian untuk dimasukan ke dalam tas punggung. Seorang teman mereka sekaligus pemilik penthouse yang kini mereka singgahi sedang ke kamar mandi jadi mereka saja menunggu sambil mengemasi pakaian diruang TV.
"Ck! kampret banget dah si Devian! ngapain tu orang nyuruh kita kemping bareng bocah SMA," dumel Vero yang sedari tadi sibuk merapihkan dalaman pakaiannya.
Ragas yang juga sibuk bulak-balik meminjam baju Devian, hanya mengangguk setuju "Kesambet kali tu bocah, pengen ngerasain lagi kemping sekolah."
"Mana gue banyak banget tugas matkul,"lanjut Ragas menoleh saat mendengar decitan pintu terbuka.
Orang yang di bicarakan akhirnya keluar dari kamar mandi. Lelaki itu berjalan menuju sofa tak memedulikan tatapan jengkel Vero padanyam
Tadi Devian menelfon mereka untuk datang ke penthouse membawa baju dan perlengkapan mandi. Ragas sempat bingung dan bertanya untuk apa, tapi Devian malah mematikan telfon sepihak. Dasar teman kurang ajar!
Lebih kurang ajar lagi ketika mereka sampai di Penthoouse Devian, lelaki itu malah menyuruh mereka untuk ikut kemping bersamanya.
Mau tak mau Vero dan Ragas setuju. Mau menolak pun sudah terlanjut datang dan juga takut di tendang Devian dari lantai dua puluh lima.
"Udah siap?" tanya Devian duduk di sofa. Sedangkan Vero dan Ragas memang dari awal sudah ngeper di atas karpet.
"Dev! ngapain sih segala ikut kemping...Malu woi udah gede ikut kemping sama anak sma" rengek Vero akhirnya mengeluarkan unek-unek.
"Urusan penting, "jawab Devian sekenanya.
"Urusan apaan yang lo kerjain selain kantor sama kuliah?!" Vero bertanya serius
"Ada"
"Ck Dev gue udah ada janji sama dedek emesh gue! please lah batalin"
Devian mengabaikan rengekan Vero. Lelaki itu beralih pada Ragas yang berkutik dengan ponselnya.
"Dev lo kaga malu?"tanya Vero lagi, mendumel pada Devian yang tak kunjung menjawab alasan mereka kemping.
.
"Enggak,"jawab Devian singkat. Vero mendengus, susah mengajak Devian berbicaraDevian beralih melihat raut wajah Ragas yang berubah panik "Kenapa?"
"Kantor bokap gue ada masalah," balas Ragas raut wajahnya terlihat sangat cemas.
"Masalah apa?"
Ragas berucap pelan "Ada yang ngegelapin dana perusahaan, Perusahaan bokap gue jadi rugi besar."
"Siapa pelakunya?!"sahut Vero ikut panik
"Sekretaris bokap"
Vero melotot menepuk bahu Ragas "Pak Frendi?!"
Ragas berdeham lesu
"Gila! tu manusia tuwir udah dikasi kepercayaan malah jadi penghianat anjir,"seru Vero lagi
Ragas mengangguk "Gue juga bingung. Padahal keluarga gue udah lumayan deket sama dia"
"Itu biasa,"ucap Devian pada akhirnya. Nada lelaki itu terdengar datar. "Di dalem bisnis kepercayaan itu gak boleh dikasih sepenuhnya. Tetep harus dalem pengawasan sekalipun itu kerabat dekat atau orang yang udah lama jadi kaki tangan."
Ragas dan Vero mengangguk setuju
"Terus sekarang gimana? Gas. lo tetep ikut?"
"Gak bisa Ver, sorry Dev kayaknya gue harus bantu bokap di kantor. Gue nyusul kalau urusan dah kelar, " ujar Ragas
KAMU SEDANG MEMBACA
Devian Samuel
Teen FictionLelaki itu posesif, pemarah, dingin dan menyeramkan, tapi sifatnya berubah seperti bunglon yang berubah warna menyesuaikan keadaan dan suasana hatinya. contohnya saat bersama dengan gadis mungil bernama Anaya Novlyn. "Kenapa diam Nay, atau kamu mau...