❗️Vote dan komen ya untuk next bab❗️
-------
Seperti ucapan Devian tadi malam, pagi ini Naya sudah berada dalam mobil Devian menuju rumah. Bibirnya merucut sebal, Naya sudah berkali-kali menolak ajakan Devian dan gadis itu ingin kembali ke perkemahan namun Devian dengan sigap menarik tangannya menuju mobil.
Lagi-lagi setiap Naya menolak Devian mengeluarkan jurus ancaman dan sekarang bertambah lagi dengan kalimat 'kamu milik saya sekarang'
Naya menghela napas, bosan dengan suasana mobil yang sangat hening. Devian tak berbicara sama sekali sibuk menyetir dan Naya mati kutu bingung harus melakukan apa. Ingin bermain ponsel namun batrenya lowbet.
"Sampe di rumah langsung minum obat, "ucap Devian tiba-tiba membuka suara. Naya diam tak menanggapi. Gadis itu sengaja ingin mengacuhkan Devian.
Devian melirik Naya sejenak "Kenapa?"
"Kamu mendadak bisu?" Naya menggeleng pelan, kepalanya menghadap jendela disamping.
"Marah?"ucap Devian lagi namun Naya tetap tak ingin buka suara. "Terserah kamu ajalah"
Dih ko dia ikut marah? Naya berdecak dalam hati
Keadaan mobil kembali seperti semula. Devian melajukan mobilnya dengan cepat tanpa memperdulikan Naya yang tetap diam cemberut. Hingga di persimpangan lampu merah, telfon Devian bergetar di atas dashboard mobil mendakan panggilan masuk. Lelaki itu segera mengangkatnya.
Naya melirik Devian beberapa kali, Bingung saat melihat raut wajah Devian berubah dalam sekejap.
Lampu hijau kembali menyala Devian mematikan ponselnya, lelaki itu menancap gas kuat-kuat membuat Naya terpelonjat hampir terbentur langit mobil.
Kecepatan Devian melampaui standar, Naya memegang sabuknya erat-erat bergumam lirih "kak?" Rasanya Naya ingin menangis saja, apalagi ketika objek yang terlihat dari jendela begitu cepat mobil ini lewati.
"Kak Dev jangan cepet-cepet,"ucap Naya pada akhirnya.
Devian tak menanggapi, Naya mengumpat seraya memejamkan mata nya erat-erat. "Kak please saya belum mau mati muda,"pekik Naya ketakutan "Saya masih mau nikah punya anak hidup bahagia kak!! "kesalnya
Menurut, Devian menurunkan kecepatannya. Naya langsung membuka matanya, memukul bahu Devian dengan berani. "Kakak mau buat kita mati ya?"
Devian diam beberapa saat "Sampai rumah nanti kemasi barang kamu Naya,"ucapnya dengan suara berat yang begitu candu ditelinga.
Naya mengerutkan alisnya "Buat apa?"
Devian menoleh menatap tepat kearah mata Naya "Ikut saya ke New york"
📎📎📎
Naya tidak mengerti dengan situasi yang menimpahnya sekarang ini. Setelah menghantarkan Naya pulang, Devian tak langsung beranjak pergi dari rumahnya. Lelaki itu mencari Mommy Naya dan mengobrol sebentar. Dan Beberapa menit yang lalu orang bawahan Devian datang membawa koper entah berisi apa.
Mata Naya membulat ketika tau Devian akan benar-benar mengajaknya ke kota besar, New york. Dan lebih mengejutkan lagi Mommy Naya pun Devian minta untuk ikut bersamanya.
"KA DEV SERIUS MAU NGAJAK KITA KE NEW YORK?" pekik Naya "MAU NGAPAIN? SAYA GAK MAU IKUT!"
"Naya jangan gitu ucapannya, "tegur Vita yang memang sedari tadi sedang berbicara dengan Devian. "Keluarga Devian lagi ada masalah dan kita diminta ikut kesana, " ucap Vita lagi. Wanita itu malah menyetujui ajakan mendadak Devian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devian Samuel
Teen FictionLelaki itu posesif, pemarah, dingin dan menyeramkan, tapi sifatnya berubah seperti bunglon yang berubah warna menyesuaikan keadaan dan suasana hatinya. contohnya saat bersama dengan gadis mungil bernama Anaya Novlyn. "Kenapa diam Nay, atau kamu mau...