Bukankah sudah kubilang untuk tidak mudah percaya akan suatu hal? Lihat, sekarang apa yang terjadi? Kalian terjebak dalam permainan yang kalian buat sendiri.
.
Mencengkam. Definisi yang cocok untuk sebuah ruangan temaram dengan nuansa hitam itu. Seorang pemuda bersurai hitam tengah terduduk di sebuah kursi, tangan kanannya memegang sebuah gelas yang berisi wine, ekspresinya sangat datar, matanya menatap tajam sudut ruangan di mana terdapat sebuah lemari tembus pandang.
Di dalam lemari itu tertata dengan rapi berbagai jenis senjata tajam maupun senjata api. Mulai dari Flintlock, Revolver, Desert Eagle, Glock Meyer 22, Katana, SOG Seal Knife 2000, Eickhorn, Kerambit, Gerber Mark II, bahkan Jagdkommando -pisau paling mematikan di dunia- juga ada di sana.
Pisau dengan desain spiral, terdapat tiga buah sisi tajam yang jadi satu. Pisau ini memang sengaja diciptakan untuk membunuh. Dunia bahkan melarang penggunaan Jagdkommando di dalam perang, saking mematikannya pisau ini. Entahlah darimana pemuda itu mendapatkannya.
"Detektif bodoh, kalian pikir kalian bisa mengganggu rencanaku? Tidak akan ku biarkan tikus penganggu seperti kalian menggagalkan rencana yang sudah kususun sedemikian rupa," Desis pemuda itu tanpa mengalihkan pandangannya dari lemari di sudut ruangannya.
Sudut bibirnya terangkat membentuk seringai, diteguknya wine di tangannya dengan perlahan.
"Kalian pikir aku akan dengan mudah membiarkan kalian menemukanku? Keep dreaming, sebelum kalian menemukanku akan ku habisi kalian terlebih dahulu," Dia tertawa dengan keras kemudian dengan cepat mengganti ekspresinya kembali datar.
Pemuda itu bangkit dan membuka lemari, mengambil salah pisau Eickhorn miliknya lalu memainkannya dengan tangan kirinya yang kosong.
"Lihat saja akan ku singkirkan kalian dalam waktu dekat, tapi terlebih dahulu akan ku singkirkan orang-orang yang mengatakan dirinya teman itu,"
Dia berbalik menuju arah ranjang, di letaknya gelas wine di tangannya ke nakas samping ranjangnya, sedangkan Eickhorn ia masukan dalam hoodie hitam yang dia kenakan. Disambarnya salah satu dari 3 ponsel dengan logo apel croak di belakangnya.
Di ketiknya nama seseorang dan lalu menelponnya. Tak butuh waktu lama terdengar suara dari seberang menandakan panggilan tersambung.
"..."
"Bisakah kita bertemu sebentar?"
"..."
"Ada yang perlu ku bicarakan denganmu,"
"..."
"Cafe Russian Roulette di jalan Obsession, aku akan menunggumu di sana,"
"..."
"Sampai jumpa,
Chenle,"
.Taeyong berbaring di ranjangnya dengan wajah kusut, percakapannya dengan Doyoung tempo hari masih membekas dengan segar di ingatannya. Sebenarnya dia tidak tau, apakah yang dikatakan Doyoung itu kebenaran atau bukan. Tapi mengingat bagaimana Doyoung mengatakannya, terlihat sebuah sirat kejujuran di matanya.
'Tunggu maksudnya pembunuh warga kota dan teman-teman kita adalah orang yang berbeda?' Doyoung mengangguk pelan.
'Iya, dan aku yakin dia orang yang kenal dekat dengan kita,' Taeyong mengernyitkan dahi.
'Berarti dia ada di sekitar kita?' Taeyong menoleh ke sekitar takut-takut ada yang ingin mencelakai mereka.
'Bisa dibilang begitu,'
'Lalu sekarang apa?'
'Aku minta bantuan hyung untuk mengawasi setiap anggota NCT,' Doyoung menatap yang lebih tua.
'Kenapa? Kau mau bilang dia salah satu dari kita?!' Taeyong mulai naik pitam karena ucapan Doyoung.
'Aku hanya curiga, untuk saat ini tidak ada yang aku percaya selain dirimu dan-
Brak
"HYUNG!" Seorang pemuda jakung membanting pintu kamar Taeyong sambil berteriak membuat Taeyong tersentak kaget.
"Astaga Jung Sungchan!" Taeyong mengelus dadanya pelan sambil menatap tajam sang adik sepupu.
Sedang pelaku mengibaskan tangannya, dadanya terlihat naik turun dengan cepat karena kelelahan berlari dari pintu utama ke kamar Taeyong yang berada di lantai 2.
"H-Hae-chan h-hyung-"
"Haechan? Tenangkan dirimu dulu dan jelaskan ada apa dengan Haechan!" Taeyong seketika lupa dengan rasa kesalnya tergantikan oleh rasa khawatir.
Sungchan mengikuti saran kakak sepupunya.
"Haechan hyung kecelakaan sekarang dia ada di rumah sakit," Ucap Sungchan dengan sekali tarikan nafas.
Taeyong langsung berdiri, menyambar jaketnya dan kunci motornya lalu menarik tangan Sungchan dan langsung berlari keluar menuju pekarangan rumah tempat motor Suz**uki Gixx**er SF terparkir.
Taeyong langsung menaiki motor birunya sedangkan Sungchan kembali mengatur nafasnya di samping motor Yam**aha R6 nya.
"Cepatlah naik Jung Sungchan!" Sungut Taeyong kesal saat melihat Sungchan masih bersandar di samping motornya.
"Rumah sakit Whiplash di jalan Nectar, kau duluan saja hyung aku ingin bernafas terlebih dahulu. Aku lelah," Ucap Sungchan lalu terduduk di rerumputan pekarangan rumah Taeyong.
"Baiklah aku duluan, kau hati-hati," Taeyong langsung menyalakan motornya lalu melajukan motornya menuju rumah sakit yang diberitahu Sungchan.
Sungchan sendiri yang masih tepar di samping motor merahnya. Sangat melelahkan. Tadi saat dia di rumah Jungwoo dia mendapatkan kabar dari Xiaojun jika Haechan kecelakaan di jalan Chewing Gum, motor Hon**da C**BR 250RR merahnya mengalami rem blong lalu menabrak pembatas jalan.
Saat mendengar kabar itu Sungchan langsung cepat-cepat meraih motornya dan menemui Taeyong untuk memberitahukan kabar yang ia dapat. Selanjutnya yang terjadi, kalian tau sendiri.
Ketika dirasa lelahnya sudah hilang, ia pun bangkit dan naik ke atas motor. Tangannya urung menyalakan motor saat melihat motor berwarna Silver Blue Carbon memasuki area pekarangan rumah Taeyong. Dia sangat mengenal motor itu, motor Yam**aha R**1 M seharga 800 jt milik orang paling muda di gengnya.
"Kenapa kau kemari Ji?" Tanya Sungchan saat Jisung menghentikan laju motornya di depan motor Sungchan.
"Hanya ingin main ke rumah Taeyong hyung," Ujar Jisung melepaskan helmnya.
"Taeyong hyung tidak ada, dia ke rumah sakit. Lebih baik kita menyusul ke rumah sakit," Sungchan menyalakan motornya.
"Siapa yang sakit hyung?" Tanya Jisung kembali memakai helmnya.
"Haechan hyung, dia kecelakaan,"
"What?!"
.
Tbc
Cukup sampai di sini, ntar main gaje kek idup lu eh ga idup gw maksudnya😌
Silahkan berbengek ria, gw tau lu pada bengek gegara susuatu🤣
⚠Typo bertebaran⚠
8 Maret 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Killer | END
Mystery / ThrillerDimulai dengan pembunuh, berakhir dengan pembantaian. Nyawa terus berjatuhan, namun pelaku belum juga ditemukan. Satu persatu menghilang, satu persatu tak ada yang terselamatkan. Yang tersisa hanya bisa mengenang, yang dihilangkan hanya bisa dikenan...