"Entahlah tapi Yangyang sudah pingsan saat ku bawa ke UKS tadi," Doyoung meraih segelas jus yang tersaji si depannya.
Yang lain menyimak dalam diam setiap ucapan Doyoung.
"Kata hyung Yangyang sudah pingsan saat hyung menggendongnya menuju UKS, tapi racun apa yang membuatnya sampai meninggal dalam waktu kurang dari 1 jam?" Shotaro menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Sianida. Dari yang kudengar dari polisi, racun yang menyebabkan Yangyang meninggal adalah sianida," Sahut Taeyong datang dari arah dapur sambil membawa nampan berisi cemilan untuk temannya.
Setelah pemakaman Yangyang tadi siang, Taeyong meminta agar seluruh temannya berkumpul di rumahnya. Dan disini lah mereka sekarang.
"Sianida ya? Pantas saja Yangyang hyung dapat meninggal secepat itu," Jisung menganggukkan kepalanya.
"Maksudnya?" Jungwoo menoleh pada Jisung dengan bingung.
"Jadi, sianida itu memiliki efek fatal bagi manusia. Bahkan dalam dosis kecil, racun ini dapat membawa kepada kematian dalam hitungan menit. Saat dikonsumsi, sianida berikatan dengan zat besi dalam darah dan menghambat peredaran oksigen, dan bisa menyebabkan kematian seketika," Jelas Jisung sepengetahuannya.
"Wah, bahkan aku yang mengambil jurusan IPA tidak terlalu paham dengan itu," Winwin menatap Jisung dengan kagum.
Jisung mengangkat bahunya pelan sambil tersenyum canggung.
"Tapi bagaimana bisa ada sianida di makanan Yangyang? Bukankah kita semua memakan makanan yang sama? Kenapa hanya Yangyang yang keracunan?" Pertanyaan Xiaojun membuat semuanya berpaling padanya.
"Aku juga tidak tau pasti," Taeyong menggeleng.
"Ku rasa ada yang sengaja menaruh sianida itu di makanan Yangyang," Mereka semua menatap Jaehyun dengan tatapan berbeda-beda.
"Maksudnya ada yang berniat meracuni Yangyang?" Tanya Jaemin yang diangguki Jaehyun.
"Sepertinya memang seperti itu, tapi masalahnya kita tidak tau siapa orang itu," Sungchan menyandarkan punggungnya pada kursi yang dia duduki.
Mereka kembali terdiam. Tidak ada yang menyahuti ucapan Sungchan karena mereka juga tidak tau apa yang harus dikatakan.
Ting
Suara notif ponsel menjadi pemecah keheningan di antara mereka ber 20. Semua saling menatap saat menyadari notif itu berasal dari semua ponsel mereka.
"Sepertinya kali ini pesan kita sama lagi," Celetuk Lucas.
Secara serentak mereka membuka pesan yang mereka terima.
+82 10 7532****
Ckckck padahal aku hanya memberikan setengah botol sianida, aku tidak mengira dia akan mati secepat itu HAHAHAHAHA
Jika minggu yang pertama maka aku adalah yang ketiga
_u_
"Ternyata benar, ada yang sengaja manaruh racun di makanan Yangyang. Tapi siapa sebenarnya orang ini? Apakah dia juga orang yang sama dengan orang yang membunuh Jeno?" Johnny mengacak rambutnya frustasi.
"Maybe, dan bisa saja dia juga yang membunuh Mark," Semua menatap langsung Doyoung.
"Bukankah Mark hyung kecelakaan?" Tanya Chenle.
"Kecelakaan karena kabel rem yang terputus secara sengaja lebih tepatnya," Doyoung menatap teman-temannya dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Bagaimana hyung bisa tau?" Jaemin mengernyitkan alisnya.
"Polisi yang menangani kasus itu, aku tau darinya,"
Mereka lagi-lagi terdiam. Semua sibuk dengan pikiran masing-masing, entah apa yang ada dalam pikiran mereka.
Winwin mengotak-atik ponsel digenggamannya, menatap pesan yang mereka terima tadi. Mencoba menelaah setiap kata yang tertuang dalam 2 kalimat yang tidak terlalu singkat itu.
"Apa kalian tidak sadar?" Tanya Winwin masih menatap ponselnya.
"Apa?" Ten yang hampir tertidur di bahu Johnny langsung terbangun dan menatap Winwin.
"Coba kalian lihat kalimat terakhir, bukankah itu sebuah petunjuk?" Seketika mereka semua langsung memeriksa pesan itu sesuai saran Winwin.
"Maksudnya apa?" Renjun menatap kesemua orang di sekitarnya.
"Jika minggu adalah yang pertama maka aku adalah yang ketiga," Yuta bergumam pelan membaca pesan di ponselnya.
Semua saling melirik, mereka sama-sama bingung.
"Sepertinya aku tau," Gumam Kun pelan.
"Apa?" Kun tersentak saat orang di sampingnya bersuara.
Semua menatap Kun menunggu jawaban.
"Menurut ku ini adalah urutan hari. Minggu yang pertama, berarti kita harus menempatkan minggu sebagai hari pertama. Kemudian disusul senin sebagai hari kedua, jadi maksud dari yang ketiga itu adalah selasa," Jelas Kun sepemikirannya.
"Jadi maksudnya hari selasa itu apa?" Tanya Taeil bingung.
"Aku juga tidak tau," Kun mengatakannya dengan wajah polos.
Semua menghela nafas mendengar ucapan Kun. Jadi sebenarnya maksud dari pesan ini apa? Siapa yang dapat menjelaskan hal ini dengan lebih rinci?
'Sebaiknya siapa korban selanjutnya? Dia saja bagaimana?'
.Di sebuah ruangan yang cukup temaram, pemuda dengan surai kelam berbaring di sebuah kasur, matanya menatap langit-langit ruangan dengan pikiran berkecamuk.
"Kenapa aku yakin pembunuh itu salah satu dari kami?" Dia mengacak-acak kasar rambutnya frustasi.
Pemuda itu bangkit lalu membawa tubuhnya ke satu-satunya meja kayu yang ada di kamarnya. Mendudukkan tubuhnya pada kursi kayu kemudian menghidupkan lampu belajar yang menjadi kemudian penerangan seadanya di kamar temaram itu.
"Jika hanya seperti ini sepertinya akan sulit menemukan pelakunya," Gumamnya menatap lembaran kertas di hadapannya.
Dilemparkannya beberapa lembar kertas yang dia pegang ke meja dengan kasar. Pikirannya sudah pusing memikirkan kasus yang hanya memiliki sedikit barang bukti. Kasus yang lebih sulit dari beberapa kasus yang pernah ia tangani.
"Para polisi itu memang suka sekali menyusahkan kita hyung," Pemuda lain dengan kacamata bulat masuk ke dalam ruangan tanpa permisi membuat yang Pemuda yang dipanggil hyung membalikkan tubuhnya.
"Jika bayarannya tidak besar, aku tidak akan mau ikut mengurusi kasus ini," Pemuda itu berjalan mendekati si pemilik ruangan.
"Tapi ini sudah menjadi tugas kita
Hwang,"
..Tbc
Maaf baru update, sibuk sama praktik gw🙂💔
Maaf juga kalo gaje🙏🏻Kemarin ada yang nanya 'kenapa Yangyang cepet meninggal padahal baru keracunan?' Gimana udah kejawab belum?🤔
⚠Typo bertebaran⚠
27 Februari 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Killer | END
Mystery / ThrillerDimulai dengan pembunuh, berakhir dengan pembantaian. Nyawa terus berjatuhan, namun pelaku belum juga ditemukan. Satu persatu menghilang, satu persatu tak ada yang terselamatkan. Yang tersisa hanya bisa mengenang, yang dihilangkan hanya bisa dikenan...