Tidak ada yang tau apa yang sebenarnya terjadi. Tidak ada yang mengerti bagaimana semua terjadi begitu cepat.
Kurang dari satu jam mereka keluar mencari Winwin tapi kemudian teman mereka yang lain dikabarkan kritis karena hal yang tidak mereka ketahui.
"Sebenarnya apa yang terjadi?" Tanya Johnny pada 6 pemuda di depannya.
"Kami tidak tau hyung. Kami semua ketiduran, maaf karena kami ceroboh," Ujar Ten selaku yang paling tua di antara mereka berenam.
"Bisa ceritakan hal yang terakhir kalian ingat," Keenam pemuda itu saling menatap lalu menganggukan kepala.
"Tadi kami setelah kalian pergi dan hanya tersisa kami, kami membahas tentang dimana Winwin hyung sebenarnya. Lalu tiba-tiba seorang pengantar makanan mengantarkan makanan dan minuman atas nama Jaehyun hyung-"
"Tapi aku tidak memesan makanan sama sekali hari ini," Ucap Jaehyun memotong ucapan Jungwoo.
"Jangan dipotong dulu Jung Jaehyun," Sungut Yuta kesal karena Jaehyun memotong cerita Jungwoo.
"Maaf... Lanjutkan," Jaehyun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Kami sempat curiga tapi karena atas nama Jaehyun hyung jadi kami menerimanya dan memakannya. Awalnya memang tidak ada yang aneh lalu tiba-tiba kepala kami terasa berat, dan kami tidak ingat apa-apa setelah itu. Dan saat kami terbangun, Xiaojun ge sudah kejang-kejang," Jelas Renjun melanjutkan cerita Jungwoo.
Semua semakin membingungkan. Siapa gerangan orang yang menggunakan nama Jaehyun untuk mengorder makanan yang membuat mereka berenan ketiduran?
"Apa kalian ingat ciri-ciri orang yang mengantar makanan itu?" Tanya Doyoung menatap satu persatu keenam pemuda itu.
"Wajahnya tidak terlalu jelas karena dia memakai masker hitam dan topi hitam yang menutup wajahnya, dia juga memakai hoodie hitam, tubuhnya tidak terlalu tinggi tapi juga tidak terlalu pendek. Yang jelas lebih tinggi dari Ten hyung dan Renjun ge-"
"Yak!" Ten dan Renjun menatap tidak suka pada Chenle sedang yang ditatap hanya menggigit lidahnya.
Yang lain hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan mereka yang sepertinya tidak paham situasi.
"Em hyung," Atensi mereka semua teralihkan pada Shotaro yang sedari tadi terdiam di samping Chenle.
Shotaro lalu merogoh kantung hoodie biru yang ia kenakan. Mengeluarkan secarik kertas yang terlipat-lipat hingga beberapa kali.
"Aku tadi menemukan ini terselip di antara isian burger yang kumakan," Shotaro menyerahkan kertas itu pada Taeyong.
Taeyong dengan cepat lalu membuka kertas itu. Yang lain sedikit mendekat kepada Taeyong guna melihat isi kertas yang ditemukan Shotaro.
Semua terdiam setelah membaca tulisan yang ada di kertas itu. Mencerna setiap kata demi kata yang tertulis di sana.
"200 miligram? Arsenik? Apakah ada harapan?" Gumam Jisung yang dapat didengar yang lain.
"Apa maksudmu Ji?" Tanya Chenle bingung.
"Arsenik, racun yang sangat mematikan dan hanya perlu 200 miligram saja, atau setara dengan satu tetes hujan, untuk membuat seseorang meregang nyawa dalam dua jam," Jelas Jisung lirih.
Semua melemas mendengar ucapan Jisung, mereka tidak ingin percaya tapi jika itu Jisung yang mengatakan maka mereka tau bahwa itu 90% adalah hal yang nyata. Walaupun dia mengambil jurusan IPS tapi kimia dan fisika adalah pelajaran favorit pemuda bermarga Park itu.
"Dokter pasti bisa menyelamatkan Dejun," Taeil mencoba menenangkan teman-teman yang sudah dia anggap sebagai adiknya itu.
"Tapi hyung, belum ada penawar untuk racun itu,"
.Senyuman manis yang biasa ia tampilkan kini seakan tertutup awan kelabu, hanya wajah datar yang melingkupi wajah tampannya. Ruangan bernuansa hitam dengan aura mencengkam seakan selaras dengan dirinya saat ini.
Tubuh tegapnya terduduk di kursi dengan sebuah tali tambang yang mengikatnya erat. Matanya menatap tajam pemuda lain yang terduduk manis di sofa dengan segelas wine di tangan kanannya.
"Apa maumu sebenarnya?" Tanyanya datar.
"Dong Sicheng, aku tau kau tak sebodoh itu. Kau tau betul apa kemauanku," Ucap pemuda itu sembari menyesap wine di tangannya.
Pemuda yang dipanggil Dong Sicheng mengalihkan pandangannya pada sekitar, mencari celah agar dapat melepaskan diri dari pemuda gila di depannya. Sekilas matanya menatap lemari kaca berisi berbagai senjata di pojok kamar tempat dia disekap.
"Apa salah kami kepadamu sampai-sampai kau ingin membunuh kami?" Tanya Sicheng kembali menatap pemuda itu.
Pemuda itu meletakkan gelas wine di tangannya dengan kasar. Matanya menatap tajam pemuda berdarah China itu dengan tatapan penuh dendam.
"Jangan sok suci di hadapanku! Apa perlu kubacakan catatan dosa yang kalian lakukan di masa lalu hingga membuatku ingin membunuh kalian?" Desis pemuda itu mengambil belati M9 Bayonet di atas meja di dekatnya.
Badannya berjalan cepat ke depan pemuda China itu. Seringai menghiasi wajahnya yang terlihat rupawan meski aura psikopat terasa jelas pada dirinya.
"Mau bermain-main sedikit Dong Sicheng?" Tanya pemuda itu mengusapkan pelan pipi Sicheng dengan belati di tangannya.
Sicheng menatap pemuda di depannya dengan sedikit getar ketakutan. Doakan Sicheng dapat lepas dari pemuda gila yang tengah sibuk bersiap menggores kulitnya dengan belati.
"Siap merasakan neraka kecilku, Dong Sicheng?"
..
Tbc
Berapa abad gw kaga up?🤔
Ga tua eh ga tau, oke bye gw mau ngilang lagi😂
⚠Typo bertebaran⚠
5 April 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Killer | END
Mystery / ThrillerDimulai dengan pembunuh, berakhir dengan pembantaian. Nyawa terus berjatuhan, namun pelaku belum juga ditemukan. Satu persatu menghilang, satu persatu tak ada yang terselamatkan. Yang tersisa hanya bisa mengenang, yang dihilangkan hanya bisa dikenan...