Chap 20

1.7K 364 62
                                    

Hari ini tepat 1 minggu setelah Kun dimakamkan, dan selama seminggu ini pula Lucas berubah. Dia yang sekarang menjadi amat sangat pendiam, berbanding terbalik dengan dia yang biasanya. Tidak hanya Lucas sebenarnya, yang lainnya juga sekarang lebih pendiam.

Winwin sampai sekarang juga belum ditemukan, polisi yang dikerahkan untuk mencarinya pun kesusahan. Winwin bagaikan hilang begitu saja tanpa jejak.

"Jadi?" Tanya Hendery memecahkan keheningan di antara mereka ber 14.

"Kita masih belum tau siapa pembunuh gila itu sebenarnya dan sampai sekarang Winwin juga belum ditemukan," Taeil menghela nafas panjang.

"Bagaimana kita bisa mencari Win ge jika polisi juga tidak bisa melacak keberadaannya?" Semua menggeleng menanggapi pertanyaan Renjun.

Ini sudah lebih dari seminggu sejak Winwin menghilang tanpa jejak, sampai sekarang pun belum ada jejak di mana Winwin berada. Menggunakan CCTV kota pun tidak berguna karena hampir semua CCTV kota tiba-tiba tidak berfungsi hari itu. Yang mereka dapat hanya Winwin yang tertangkap CCTV sedang berkendara di jalan Shijakbuteo Da pada pagi hari pukul 9 lewat 17 menit dan 34 detik, dan itu kali terakhir Winwin terlihat.

"Apa sebenarnya mau si psikopat gila itu?" Yuta menggertakkan giginya ice mochi karena anak ayam kesayangannya diculik.

"Sepertinya kata Jungwoo hyung memang benar," Semua menatap Lucas dengan tatapan bingung.

"Apa maksud hyung?" Tanya Shotaro yang berada tepat di depannya.

"Ini semua pasti ada hubungannya dengan yang kita lakukan di masa lalu. Kita yang masih labil dan tak tau apa-apa terjebak dalam bisnis seperti itu, bodoh," Mereka semua diam tidak menanggapi ucapan Lucas.

Apakah memang benar 'kenakalan' mereka di masa lalu yang menyebabkan ini semua terjadi?

"Tunggu ada apa ini sebenarnya? Sekarang aku mau kalian jawab, apa yang terjadi saat aku pergi ke Italia?!"

Lagi semua hanya bungkam 1000 bahasa, tidak memiliki nyali mengatakannya. Anggap saja mereka mereka pengecut, karena memang itu nyatanya. Mereka tak memiliki keberanian untuk mengungkapkan 'kenakalan' mereka- oh tunggu apakah masa lalu mereka masih bisa dianggap 'kenakalan'? Bukankah yang mereka lakukan sudah diluar batas 'kenakalan remaja'?








































.

"Apa kau sudah memecahkan clue nya?" Tanya seorang pemuda berkacamata pada pemuda lain yang tengah terduduk di sofa dengan banyaknya lembar kertas di depannya.

"Belum, dia terlalu pintar membuat clue. Apa kau ingat kain hitam yang selalu ada di tempat kejadian?" Pemuda berkacamata itu mendongak mengalihkan pandangannya dari kertas yang penuh coretan itu.

"Maksudmu kain hitam dengan art besar di tengahnya itu?" Tanya pemuda berkacamata itu yang diangguki pemuda di depannya.

"Aku melihatnya di dekat Jeno di temukan, jalan Mark kecelakaan, bawah meja Yangyang keracunan, dekat tiang Jaemin jatuh, spion motor Haechan, terikat di wajah Sungchan, jendela toko kelontong yang ditabrak Dejun, lantai kamar mandi Jungwoo dan di tangga rumah Kun. Di tempat Sanha, June, Mingyu, Chanhee, dan Yunho ditemukan juga ada," Pemuda berkacamata itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Maksudnya hyung?" Pemuda yang dipanggil hyung itu menghela nafas lalu memukul pelan pemuda berkacamata di depannya.

"Masih bertanya juga? Itu artinya dia memberi tanda jika mereka semua meninggal karena ulahnya. Dan entah kenapa aku yakin dia itu salah satu dari teman-teman kita," Pemuda yang dipanggil hyung itu menatap pemuda berkacamata kesal.

"Apa hyung yakin?" Tanya pemuda bermarga Hwang itu.

"Sangat yakin, terlebih karena pembahasan tentang masa lalu tadi- ah kau tau sesuatu akan itu?" Pemuda berkacamata itu menggeleng tanda tak tau.

"Sepertinya itu saat aku pulang kampung hyung," Yang lebih tua menghela nafas kecewa.

Andai saja dia tau arti pembicaraan teman-temannya beberapa jam lalu mungkin itu bisa menjadi petunjuk penting tentang yang terjadi dengan mereka.

"Apa yang sebenarnya mereka sembunyikan?" Pemuda itu memijat pangkal hidungnya yang tiba-tiba berdenyut.

"Jika kita tau itu, pasti itu akan memudahkan kita menemukan pelakunya," Pemuda itu mengangguki ucapan pemuda berkacamata di depannya.

Keduanya lalu terdiam sibuk dengan pikiran masing-masing. Memikirkan jalan keluar untuk kasus yang tengah mereka dan teman-teman mereka hadapi.

"Oh iya hyung, seminggu yang lalu kau membawa-"

Ting Tong

Ucapan pemuda bermarga Hwang itu terhenti ketika bel rumah berbunyi. Yang lebih tua memberi kode pada yang lebih muda untuk membuka pintu sementara dia sibuk membereskan kertas-kertas yang tengah berserakan di ruang tamu. 

Dengan menggerutu pemuda berkacamata itu berjalan ke arah pintu utama rumahnya.

"Selamat malam," Ucap seorang pemuda ketika pintu rumah terbuka.

"Eoh? Changbin?" Pemuda yang tidak terlalu tinggi itu menaikan sebelah alisnya.

"Aya naon kemari?"

"Sepertinya kalian membutuhkan ini," Yang dipanggil Changbin itu mengangkat sebuah map hijau yang sedari tadi dipegangnya.

"Kerasukan apa detektif Seo Changbin ini sampai mau membantu kami?" Changbin memukul kepala pemuda berkacamata itu cukup keras karena kesal.

"Jika bukan karena sepupu ku yang menjadi korban aku tidak akan ikut turun tangan," Changbin mengepalkan tangannya.

"Sepupu?" Tanya Pemuda itu bingung.

"Xiao Dejun, Seo Deok Jun," Pemuda berkacamata itu terdiam melihat teman seperjuangannya dalam pelatihan dulu terlihat begitu kehilangan.

"Btw, kau tidak menyuruhku masuk? Aku ini tamu harusnya di sambut dengan baik, tuan rumah macam apa kau ini-



































Hwang Kwan Hyung?"
..

Tbc

Noh gw kasih tempe salah satu lead cast kita😌
Yang main cast simpen dulu buat ntar ye😂

Spoiler main cast :
Dia ganteng, jodoh gw.gak

⚠Typo bertebaran⚠

17 April 2021

Secret Killer | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang