BRAK
"MAAF AKU TERLAMBAT, CHANGBIN HYUNG DAN FELIX TERLALU BANYAK TINGKAH TADI,"
"Yangyang/Yangyang hyung?!"
Iya, Yangyang saat ini tengah berdiri di ambang pintu menatap ke arah mereka dengan senyuman manisnya. Di belakangnya berdiri 2 pemuda, yang satu seperti orang luar dan yang satu bertubuh lebih pendek dari yang lain.
"Aku sangat terlambat rupanya," Gumamnya lirih.
Senyum manisnya berubah menjadi raut sedih saat melihat keadaan teman-temannya yang mengenaskan, 3 temannya bahkan terlihat menutup mata dengan darah di badan mereka. Dia bukan hanya terlambat tapi sangat terlambat, jika saja dia lebih cepat mungkin saja nyawa temannya masih dapat ditolong.
Pemuda pendek di belakangnya menepuk pelan pundak Yangyang seakan memberitahu jika ini bukan salahnya. Yangyang menghela nafas lalu kemudian tersenyum.
"Bukankah kau sudah-"
"Aku masih hidup. Sebelum kejadian itu Dejun ge mengatakan padaku dan Doyoung hyung jika ada yang tidak beres dengan minumanku karena ada seseorang yang mencampurkannya dengan sesuatu, tapi dia tidak mengatakan siapa. Doyoung hyung menyuruhku pura-pura meminumnya dan sesak nafas. Ku kira hanya sampai di sana ternyata dia malah menyuruhku pura-pura mati, untung saja suster itu bisa diajak kerjasama dengan sedikit sogokan," Jelas Yangyang berjongkok sambil menopang kepalanya dengan tangan kanan, menatap teman-temannya dengan senyum manis miliknya.
Pletak
"Jangan sok imut, lebih baik sekarang selamatkan temanmu," Ujar pemuda berdarah Australia itu menjitak kepala Yangyang.
"Ah maaf, aku lupa," Ujar Yangyang bangkit dari acara jongkoknya.
"Sebuah cerita yang mengharukan," Ucap Jisung dengan wajah sedih yang dibuat-buat "Sejujurnya aku tidak peduli kau masih hidup atau tidak," Dalam sekejap Jisung mengubah ekspresinya menjadi datar kembali.
Yangyang menatap Jisung yang tengah mencekik Doyoung, lalu menatap 3 pemuda yang tengah terduduk lemas di sofa. Dia baru sadar akan hal itu.
"Tunggu-tunggu! Jisung apa yang kau lakukan?" Tanya Yangyang dengan tampang bodohnya sedangkan Jisung hanya menatapnya datar.
"Kau ini bodoh atau tolol?" Tanya Changbin kesal.
"Eh?" Yangyang menatap Jisung dan 3 pemuda di sofa bergantian "Bukankah kau dalangnya? Kenapa kau malah yang hampir mati?" Yangyang menunjuk Renjun yang sudah terlihat pucat karena kehabisan banyak darah.
"Karena dalang sesungguhnya Jisung bukan Renjun," Ucap Shotaro mulai ikutan kesal.
"APA YANG AKU LEWATKAN?! INI SEMUA GARA-GARA FELIX!" Pekik Yangyang menggebu menyalahkan pemuda Australia yang kini menatapnya datar "COBA SAJA TADI-hmpt,"
"Congor, koncomu wis arep mati panggah bacot wae!" Sembur Felix membekap mulut Yangyang dengan tangan kirinya.
"Yak!" Pekik Yangyang setelah berhasil melepaskan tangan Felix dari mulutnya.
Plak
"Simpan pertanyaanmu, kita urus ini dulu," Changbin menggeplak kepala Yangyang cukup keras.
Yangyang mengusap kepalanya yang digeplak Changbin sambil mengerucut bibirnya.
'Domba bodoh!' Umpat Doyoung kesal dalam hati.
Sungguh dia sedang meregang nyawa di tangan Jisung, bisa-bisanya Yangyang malah mengulur waktu. Apakah domba China itu memang menginginkannya cepat mati atau bagaimana?
Tangan Jisung masih sangat setia bertengger manjah di leher Doyoung, matanya menatap Yangyang dengan datar sedatar papan reklame pergi-jek.
Dak
Uhuk
Jisung menyentak dengan kasar cengkramannya pada leher Doyoung membuat kepala Doyoung terbentur kursi dengan cukup keras. Tak peduli denyut di kepalanya, Doyoung menghirup udara di sekitarnya dengan sangat rakus. Sungguh cengkraman Jisung sangat kuat, warna merah terlihat dengan jelas pada leher putihnya.
"Sudah dramanya?" Sungguh, Jisung sangat muak dengan drama bodoh yang terjadi di hadapannya.
Jisung mengurai rambutnya kebelakang dengan tangan kemudian memasukkan tangannya ke dalam saku hoodie yang ia kenakan meraih sesuatu tanpa disadari siapapun.
"Felix kau urus yang terluka dan pastikan mereka dapat cepat penanganan. Aku dan Changbin hyung akan mengalihkan perhatiannya," Bisik Yangyang saat kewarasannya mulai kembali lalu diangguki kedua rekannya.
Dengan perlahan mereka berjalan mendekat ke tengah ruangan, titik yang dijadikan tempat eksekusi oleh Jisung.
"Apa alasanmu melakukan ini?" Tanya Changbin menatap tajam ke arah Jisung, mencoba mengintimidasi pemuda tiang itu, walau sebenarnya itu tidak berpengaruh.
"Well, awalnya tidak ada, hanya untuk kesenangan saja. Tapi mengingat kalian terlalu banyak tau tentangku jadi sepertinya itu akan ku jadikan alasan," Jisung mengangkat bahunya tak acuh.
"Padahal kami temanmu," Ujar Yangyang lirih.
Jisung tersenyum remeh, apa tadi katanya? Teman? Apa itu teman?
"Aku tidak pernah mengenal apa itu teman dalam kamusku. Yang aku tau hanya mangsa dan parasit, mereka yang mati adalah mangsaku dan kalian adalah parasit yang menggangguku menangkap mangsaku," Jisung menunjuk mereka dengan tatapan kesal karena rutinitasnya diganggu.
"Jadi selama 4 tahun ini kami tidak ada artinya dalam hidupmu?" Tanya Yangyang pelan dengan sirat kekecewaan disetiap kata yang dia lontarkan.
"Bagiku kalian semua hanyalah bonekaku,"
Dor
"Argh!"
"SHOTARO?!"
"Oh ups, sangat tidak adil jika Shotaro hyung masih bersih disaat yang lain sudah terluka. Benar bukan?"
..
Tbc
Yoksi diriku kembali✌🏻
Ciee yang gw ghosting 3 bulan cieee😅I'm so sorry guys, but wattpad gw abis error. Tiap gw nulis cerita pasti ujung-ujungnya 'riwayat revisi' biasanya kalo udah gw pulihkan di part baru saja itu harusnya kelar tapi ini ilang mulu sebagian, kan gw jadi males💆
Pokoknya gitulah, gw males jabarin.awok
⚠Typo bertebaran⚠
23 Agustus 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Killer | END
Mystery / ThrillerDimulai dengan pembunuh, berakhir dengan pembantaian. Nyawa terus berjatuhan, namun pelaku belum juga ditemukan. Satu persatu menghilang, satu persatu tak ada yang terselamatkan. Yang tersisa hanya bisa mengenang, yang dihilangkan hanya bisa dikenan...