Chap 30

2.3K 326 156
                                    

Jleb

"Argh!"

"Oh astaga! Aku tidak sengaja menancapkannya pada pipimu," Renjun menatap Hendery dengan tatapan dibuat bersalah.

Sret

"Argh!"

Renjun menarik belati yang menancap di pipi kiri Hendery dengan kasar. Hendery sungguh tidak akan sanggup sepertinya jika Renjun melakukan hal yang lebih mengerikan.

Srak

Sret

Renjun menarik rambut Hendery dengan kasar menggoreskan belatinya pada leher bawah telinga Hendery. Tak puas hanya di satu tempat, Renjun menyinggahkan belatinya pada bisep Hendery.

Jleb

Jleb

"ARGH!"

Renjun menusuk bisep Hendery sebanyak 2 kali. Anyirnya darah dan teriakan Hendery membuat ke 4 pemuda itu semakin bersemangat.

Kriett

Srak

Yuta menarik kursi Hendery hingga Hendery mendekat ke arahnya, tangannya menarik rambut Hendery dengan kasar lalu mendongakkannya ke arah Renjun.

Srett

Srett

Srett

Renjun dengan semangat menggambarkan sebuah art di pipi kanan Hendery yang masih bersih. Art yang dia desain sendiri beberapa bulan lalu sesuai perintah Jisung.

Sebuah art huruf U, sangat indah dan berharga karena Renjun begadang semalaman untuk membuat art ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah art huruf U, sangat indah dan berharga karena Renjun begadang semalaman untuk membuat art ini. Ada alasan kenapa Jisung memintanya membuat art itu. Huruf U mereka gunakan sebagai penyamaran identitas mereka agar polisi susah untuk mencari mereka. Huruf U untuk JisUng, YUta, RenjUn, dan DonghyUck.

Teriakan kesakitan Hendery terus bergema sampai akhirnya Renjun selesai menggambarkannya di permukaan pipi Hendery. Cukup memuaskan, pikir Renjun saat melihat karya seninya di pipi Hendery.

Jleb

Srett

"ARGH!"

"Bagaimana ge? Apakah permainanku menyenangkan?" Renjun menancapkan belati itu pada paha kiri Hendery lalu memutarnya searah jarum jam.

Renjun berhenti memutarnya lalu kemudian mencabutnya membuat lagi dan lagi Hendery berteriak kesakitan. Hendery benar-benar ingin menangis saat ini juga, sungguh rasanya benar-benar menyakitkan.

Renjun lalu meninggalkan begitu saja Hendery yang sudah tidak dapat lagi menahan tangis.

Brak

Yuta yang sedari tadi masih berada di belakangnya menghempaskan dengan kasar kepala Hendery hingga menghantam sandaran kursi dengan sangat keras. Lalu berlalu begitu saja mengikuti Renjun dan Haechan yang tengah terduduk manis di sofa bersama Jisung.

Secret Killer | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang