"Hyung!?" Panggil Ten pada pemuda yang duduk di sampingnya.
"Ya?" Pemuda berkewarganegaraan Amerika itu menolehkan kepalanya pada Ten.
"Apa tidak apa-apa membawa Lucas keluar di saat dia seperti ini?" Johnny meletakkan tangannya di belakang kepalanya yang dia sandarkan pada sofa.
"Bukankah lebih bagus? Dengan begini Lucas dapat mengalihkan sejenak traumanya," Ten mengangguk.
Benar kata Johnny, mungkin mengajak Lucas piknik sebentar mungkin dapat membuatnya melupakan sejenak traumanya pada kejadian minggu lalu. Tapi, ada sesuatu yang mengganjal perasaannya sedari tadi.
"Kenapa?" Ten menoleh pada Johnny lalu menggelengkan kepalanya.
"Tak ada, perasaanku hanya tidak enak," Ujar Ten pelan.
"Itu hanya perasaanmu saja," Johnny melirik ke arah anak tangga rumah Lucas di mana Lucas tengah berjalan menuruninya dengan pakaian yang lumayan rapi.
"Kita mau kemana?" Tanya Lucas berjalan mendekati dua hyungnya itu.
"Piknik," Ten bangkit dari duduknya dan meraih paper beg berisi makanan.
"Ayo berangkat!" Johnny memimpin keluar rumah menuju ke arah mobil Johnny yang terparkir.
Johnny bagian mengemudi, Lucas memutuskan duduk di belakang sedangkan Ten duduk di samping Johnny. Hon**da Civ**ic Ty**pe R milik Johnny kemudian melaju membelah jalanan kota yang sedikit lenggang.
Sinar matahari pagi yang menyusup dari celah-celah rimbunnya pepohonan menjadi pemandu perjalanan mereka. Tangan Ten bergerak menyalakan audio player agar suasana tidak terlalu sepi.
"Apa kalian tau tempat yang bagus di kota ini? Aku tidak tau banyak tempat," Johnny membuka suara setelah hampir seperempat jam mereka terdiam.
"Sebenarnya aku juga tidak. Apa kau tau tempat yang bagus Luke?" Lucas yang tengah menatap jendela langsung menolehkan kepala ke arah depan.
"Sepertinya aku tau, dulu aku pernah ke sana bersama Jungwoo hyung, Yuta hyung, dan Winwin ge," Ucap Lucas mengulas senyuman ketika teringat sebuah tempat yang indah di lereng bukit.
"Dimana?" Tanya Johnny.
"Tempatnya ada di lereng bukit Loveholic, jalannya tidak terlalu susah. Hanya saja kita harus melewati tepi jurang," Jelas Lucas yang membuat Johnny mengangguk.
"Apa kau punya fotonya Luke?" Tanya Ten bersemangat.
Lucas mulai mengotak-atik ponselnya guna mencari foto yang ia ambil beberapa bulan lalu saat liburan sekolah. Setelah ketemu Lucas menyerahkan ponselnya pada Ten dengan bersemangat. Ten kemudian memperlihatkan foto itu pada Johnny.
"Tunjukkan jalannya Luke!" Ujar Johnny yang diangguki Lucas.
"Ke arah jalan Fireflies hyung," Johnny lalu membelokkan mobil ke arah yang disebutkan Lucas.
Mereka saling bertukar candaan guna menemani perjalanan panjang mereka menuju tempat yang Lucas inginkan.
"Jurangnya curam sekali," Gumam Ten ketika mobil yang mereka tumpangi melaju di tepi jurang.
"Pembatas jalannya juga belum diperbaiki," Lucas menunjuk pembatas jalan dari kayu yang mulai lapuk.
"Kenapa pemerintah belum memperbaikinya? Padahal tempat ini cukup rawan," Johnny dengan hati-hati melajukan mobilnya.
Tatapan Lucas beralih ke depan karena ngeri dengan jurang tak jauh dari mobil mereka. Sesaat kemudian dengan panik Lucas menunjuk ke arah depan di mana sebuah truk melaju dengan kecepatan tinggi dari arah berlawanan.
"HYUNG AWAS!" Ten berteriak cukup keras saat Johnny terfokus pada sampingnya tidak melihat arah tunjuk Lucas.
Johnny yang langsung menatap ke depan dan membanting stir ke arah kiri lalu menginjak rem dengan keras. Johnny menoleh ke arah Ten dan Lucas dengan panik, rem mobilnya tidak berfungsi. Seingatnya tadi sebelum ke rumah Lucas dia mengecek mobilnya, kenapa seperti ini?
"ARGH!" Teriakan ketiga orang itu terdengar memilukan saat mobil yang mereka tumpangi meluncur dengan cepat ke dalam jurang yang sangat curam.
Mobil putih itu terguling beberapa kali sebelum berhenti dengan keadaan terbalik. Ketiga orang di dalamnya terlihat tak sadarkan diri, pecahan kaca melukai beberapa bagian di tubuh mereka. Percikan api terlihat di sekitar mobil yang terbalik kemudian semakin lama merambat dan membesar.
Duar
Mobil itu meledak setelah beberapa saat kemudian dengan 3 orang pemuda di dalamnya yang masih terperangkap tidak sadarkan diri.
'Kilas berita.
Telah terjadi kecelakaan di jalan Dreams Come True. Sebuah mobil sedan jatuh ke dalam jurang dan meledak, diduga mobil kehilangan kendali setelah mencoba menghindari sebuah truk yang melaju dengan kencang dari arah berlawanan. Kecelakaan menelan 3 korban jiwa, 2 penumpang mobil dan pengemudi-'"Tidak sia-sia aku memutuskan rem mobilnya Johnny hyung," Pemuda itu terduduk di sofa dengan sebuah tang yang dia putar di tangannya.
"Kenapa tidak kau jalankan rencanamu itu sedari dulu bodoh?" Tanya pemuda lain yang memegang sebuah remote TV.
"Pelan-pelan, aku ingin mereka menderita sebelum mati," Pemuda berambut pirang itu meraih segelas wine lalu menegaknya hingga tandas.
"Terlalu lama bodoh, aku ingin mereka semua cepat mati," Pemuda berambut hitam itu meremat remote di tangannya.
"Kita habisi detektif itu dulu lalu bawa Taeil hyung. Anak ayam di kamarku sepertinya kesepian," Pemuda itu menoleh ke arah pemuda berambut hitam di sampingnya.
"Lalu yang lain?"
"Kita urus belakangan, kau bawa dulu detektif itu kehadapanku 2 hari dari sekarang," Perintah mutlak itu membuat pemuda berambut hitam itu mengangguk.
"2 hari dari sekarang dia ada dihadapanmu, tenang saja,"
..Tbc
Eh buset speechless gw😦
Walaupun cuma beberapa hari/jam doang tapi rasanya.....Mau bilang gw berlebihan, bodoamat😌
Thanks buat semua dukungannya gaes, lope yu❤💚
⚠Typo bertebaran⚠
19 April 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Killer | END
Mystery / ThrillerDimulai dengan pembunuh, berakhir dengan pembantaian. Nyawa terus berjatuhan, namun pelaku belum juga ditemukan. Satu persatu menghilang, satu persatu tak ada yang terselamatkan. Yang tersisa hanya bisa mengenang, yang dihilangkan hanya bisa dikenan...