三十三 | Keraguan

2.7K 559 182
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pemandangan mas Bintang tengah tidur kudapati saat tiba di kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pemandangan mas Bintang tengah tidur kudapati saat tiba di kamar. Nampan yang berada di tangan, kuletakkan dulu di atas meja untuk membangunkan lelaki itu. Rasa iba kian memuncak kala melihat kedua matanya yang tertutup, tampak merah, bengkak dan terdapat banyak kotorannya. Aku menghela napas sejenak sebelum menyentuh kepalanya.

Malam ini harusnya ke rumah sakit untuk shift malam seperti biasa. Namun, kondisi mas Bintang tidak memungkinkan untuk ditinggal pergi. Selain itu, hujan deras dan petirnya tengah melanda daerah ini. Pemadaman listrik juga menjadi alasanku absen kerja lagi.

Semoga gaji bulan ini tidak dipotong banyak. Mau makan apa aku jika uangnya berkurang banyak?

"Mas Bintang," panggilku dengan lembut. Orang sakit harus diberi kelembutan agar tidak semakin sakit.

"Hng..." Ia melenguh.

"Makan, habis itu minum obat sama tetesin matanya," sahutku kembali.

Mas Bintang bergerak pelan, mengubah posisinya menjadi miring. Ia lantas bangun dari tidurnya. Hal ini kugunakan untuk menaruh bantal lain di kepalanya. Sebagai penumpu untuk mas Bintang dengan posisi setengah tidur ini. Selimut yang tadi menutupinya, kusibak hingga memperlihatkan kedua kakinya.

Dirasa posisi mas Bintang sudah baik, aku mengambil piring berisi nasi dan lauknya. Walau kamar ini temaram pencahayaannya, dari lampu darurat, aku menyabarkan diri untuk memberinya makan. Perlahan, sesuap demi sesuap nasi, kumasukkan ke dalam mulutnya.

Untuk kali ini, mas Bintang tidak dapat makan dengan normal. Kunyahannya lebih pelan. Mungkin karena matanya perih jadi seluruh tubuhnya mendadak lemas.

Ingin diri ini memarahinya setelah kejadian hari ini. Marah lantaran dia menipu, dan tidak menjaga mata mas Bintang asli dengan benar sampai kena infeksi. Dia harusnya bersyukur bisa melihat dunia dengan mata kakaknya, bukannya malah merusaknya seperti ini. Mas Bintang bukan mendapat keuntungan, tetapi kerugian besar.

Kesal.

Nasi yang sedari tadi kusuapkan ke dalam mulutnya sambil berpikir, mulai tersisa sedikit. Hendaknya aku memasukkan sesuap lagi, tetapi mas Bintang menolak. Ia menggelengkan kepalanya pelan dan mendorong tanganku, memberi tanda bahwa sudah cukup. Aku paham karena dulu saat ia masih pura-pura buta, kodenya juga seperti itu.

Holo ft Changbin ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang