四 | Undangan Nikah

3.4K 783 145
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hujan mengguyur rumah sakit dan sekitarnya dengan begitu derasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hujan mengguyur rumah sakit dan sekitarnya dengan begitu derasnya. Bau petrikor dimana-mana seiring dengan jatuhnya air yang berdebit besar. Baunya begitu menenangkan jiwa yang menciumnya. Namun, saat ini hujan dan petrikor tidak datang berdua saja. Mereka ditemani petir dan angin. Petir tampak bersaut-sautan di langit sehingga menimbulkan bunyi gemuruh yang berselang-seling. Sementara angin, tampak mondar-mandir sehingga pepohonan bergerak mengikuti langkahnya.

Di dalam keramaian hujan dan kawan-kawannya, tampaklah seorang wanita tengah berjalan sendirian di koridor. Ia berjalan sembari membawa map di tengannya. Ia adalah Aira. Wanita itu baru keluar dari ruangan seorang pasien yang tiba-tiba mengalami hal tidak terduga yaitu hematemesis.

Aira melangkahkan kakinya menuju ruangannya pada saat hujan sedang mengguyur rumah sakit. Ketika sedang berjalan, sesekali Aira menatap air hujan yang mengalir dan jatuh ke tanah dari atap. Ia pun menghirup bau tanah yang menguar begitu kuat. Baunya sangat menenangkan pikiran dan perasaan Aira sehingga wanita itu diam-diam tersenyum manis. Akan tetapi, Aira mempercepat langkahnya saat itu juga. Bunyi petir menggelegar keras dan suasana sepi di koridor, membuatnya tidak ingin berlama-lama di sana.

Sesampainya di ruangan, Aira menaruh map itu di atas mejanya. Map tersebut akan diberikannya kepada dokter Malik, yaitu dokter spesialis penyakit dalam. Dokter sepuh itu lah dokter dari pasien tadi. Berhubung dokter Malik belum datang, Aira akan menunggu sejenak sampai sang dokter tiba. Mungkin dengan menelpon Bintang atau makan siang di kantin.

Wanita berambut hitam panjang itu memutuskan untuk menelepon Bintang. Seperti kebiasaannya, ia akan menanyai lelaki itu. Untuk kali ini, Aira menyuruh Bintang makan makanannya sendiri. Ia sudah memasak dan menaruh makanan untuk Bintang di atas meja makan sehingga lelaki itu dapat menjangkaunya dengan mudah.

Aira menekan beberapa digit nomor telepon rumah pada ponselnya untuk menelepon Bintang. Setelah digit demi digit angkanya lengkap, ia langsung menelepon nomor tersebut. Suaminya yang tidak ia cintai, namun akan menceraikannya dalam sembilan puluh sembilan hari kedepan.

"Halo," Aira menyapa Bintang begitu sambungan teleponnya terangkat.

"Udah makan? Makanannya aku taruh di meja. Mas Bintang bisa ambil sendiri, 'kan? Lagi hujan. Aku gak bisa pulang." Aira langsung berbicara pada intinya. Ia tidak mau berbasa-basi lagi. Ia masih segan terhadap Bintang akibat ucapan lelaki itu kemarin malam.

Holo ft Changbin ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang