四十六 | Rahasia yang Disembunyikan Wildan

1.5K 396 253
                                    

Ingatt ges, vote = menuju happy ending :)

Comment banyakin ged wkwkwk

Comment banyakin ged wkwkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️

Jam setengah sembilan malam lebih lima menit, aku keluar dari kamar. Dengan perasaan risau yang membelenggu hati sejak tadi, aku berjalan ke ruang tengah. Menemui mas Bintang yang sedang disidang oleh kedua orang tuaku. Sudah satu jam lebih mereka mengobrol dengan mas Bintang. Tentu tanpa aku. Mama menyuruhku tidak ikut dalam pembicaraan ini supaya mas Bintang jujur dari hatinya. Istilah lainnya tidak terpengaruh olehku.

Begitu tiba di ruang tengah, aku merasakan hawa-hawa tidak nyaman. Hatiku semakin risau dibuatnya. Aku segera menghampiri mas Bintang yang duduk dengan kepala tertunduk dan tangan saling bertautan. Tanpa peduli keberadaan ayah dan mama, kupeluk lelaki berotot ini. Mas Bintang tiba-tiba berbisik terima kasih padaku. Mungkin karena datang di waktu yang tepat, saat hatinya mulai longsor.

Ayah berdeham, tetapi tidak kuhiraukan. Aku malah mempererat pelukan ini.

"Ai, ayah belum selesai ngomong sama Bintang," kata ayah.

"Ya, udah. Ngomong aja," balasku.

"Lepasin dulu Bintangnya, Ai. Gak sopan tau," tegur mama.

Pasrah. Aku melepaskan pelukan ini. Namun, aku meraih tangan mas Bintang. Meski tengah berkeringat, kugenggam erat-erat.

"Sekali lagi, saya minta maaf. Saya mengaku salah telah menipu kalian, terutama Aira. Saya minta maaf...dan tolong izinkan saya memperbaikinya," ujar mas Bintang. Ucapannya begitu tulus dan mengena di hati.

Aku sampai berlinang air mata saat menatapnya dari samping. Mas Bintang berubah. Ia menepati janjinya untuk menjadi orang baik.

"Kesalahanmu besar. Kami berat memaafkannya," balas ayah. Kentara sekali beliau sedang kecewa.

Tentu. Siapa yang tidak akan kecewa kalau ditipu seperti ini? Terlepas mas Bintang pernah membantu pengobatanku dan pengobatan mama.

"Meskipun kamu pernah membantu ayah sekeluarga, kami tetap kecewa. Selama ini kami ditipu sedemikian rupa oleh kamu. Kami seperti orang bodoh. Terutama ayah yang dengan gampangnya percaya. Apalagi Aira,"

"Andai mendiang Ratih masih hidup, kecewa juga beliau, Nak. Meski beliau pernah melakukan kesalahan besar, beliau sangat baik dan menghormati keluarga kami. Beliau bahkan yang menjodohkan kamu dengan Aira, dan menjamin banyak hal untuk hidup kalian kelak."

"Saya tau. Untuk itu, izinkan saya memperbaikinya agar kalian bisa memaafkan saya,"

"Bagaimana kamu memperbaikinya, Bin? Semua orang tau identitas kamu yang tunanetra itu. Terus kamu punya pekerjaan yang haram. Agama kamu islam, tapi enggak jelas. Kamu juga punya istri lain tanpa sepengetahuan kami. Parahnya, pernikahan kamu dan anak kami enggak sah," mama menimpali penuh tekanan. Beliau terlihat kecewa dan marah, tetapi tidak bisa melampiaskan.

Holo ft Changbin ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang