五十一 | Pelukan yang Terakhir

1.3K 361 158
                                    

Play : sad song

Play : sad song

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ini,"

Sebuah seringai muncul di bibir Bintang ketika Diandra menyodorkan sebuah aplop berlogo rumah sakit. Amplop itu merupakan hasil tes DNA yang ditunggu-tunggu oleh Bintang selama beberapa hari kemarin. Hasil tes itu sangat dibutuhkannya karena dapat memudahkan urusan Bintang untuk melepas Rani.

Tanpa banyak basa-basi, Bintang mengeluarkan amplop tersebut. Dibacanya dengan saksama dari awal hingga akhir. Senyum puas tak terelakkan dari bibirnya saat membaca hasil. Sesuai dengan ekspektasinya, Ghani merupakan anak Wildan dengan persentase 99.99%. Bayi laki-laki itu benar bukan anak kandungnya dengan Rani.

"Lega, huh?" tanya Diandra retoris. Wanita itu sudah tahu Bintang akan lega dan puas dengan hasil yang dibawa olehnya.

"Tentu. Dengan ini bukti yang kupunya semakin kuat. Aku bisa menceraikan Rani dengan mudah," jawab Bintang riang.

Suami sah Rani itu tidak berhenti tersenyum dan membaca isi kertas tersebut. Akhirnya ada jalan baginya untuk bercerai dengan Rani. Setidaknya dengan bukti ini, ia bisa meyakinkan Fery. Ia bisa melepas sang istri tanpa perlu banyak rundingan lagi. Meski tidak menutup kemungkinan Fery menyuruh Bintang tetap tinggal.

Pagi ini rasanya beban di pundak Bintang berkurang satu. Ia senang walau hanya sesaat. Sebentar lagi semua bebannya berkurang satu demi satu, dan akhirnya ia akan bahagia bersama Aira beserta buah hatinya.

Pagi ini pun rasanya ia tidak berdosa sudah membohongi Rani. Alasannya cari makan padahal bertemu Diandra demi mengetahui hasi tes DNA itu. Akan tetapi, Bintang akan sarapan juga di kantin setelah pembahasan ini. Hal itu dilakukannya agar dosanya berkurang setengah.

Yah. Terserah Bintang saja.

"Sebenarnya kamu gak perlu bukti itu karena Wildan sudah mengaku. Ya, 'kan?"

Bintang mengangguk sekali. "Kalau ada bukti resmi, papa Fery enggak akan menghambat perceraianku dengan Rani,"

"Lalu kamu akan menyuruh Rani menikah dengan Wildan?" tebak Diandra.

"Ya. Anggaplah Wildan bertanggung jawab dengan Rani, dan Rani menemukan orang yang tepat untuk hidupnya,"

Balasan Bintang membuat Diandra gemas hingga berani mencubit pipi tembam sepupunya itu. Bintang merengut, sedangkan Diandra sedikit merasa menyesal. Pipi Bintang berminyak, dan itu menempel di jarinya.

Bintang belum mandi. Hanya cuci muka dengan air. Pantas kalau berminyak wajahnya. Diandra pikir, wajah mengkilap Bintang karena pakai losion pelembab atau tabir surya.

"Apa, sih, cubit-cubit?" protes Bintang. Tidak suka dicubit Diandra.

"Emang gak boleh?" Diandra ikut protes.

Holo ft Changbin ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang