二十一 | Alibi yang Lain

2.6K 646 129
                                    

⚠️ Horor Scene

Dayu menatap prihatin anaknya, Aira, yang begitu lunglai di atas ranjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dayu menatap prihatin anaknya, Aira, yang begitu lunglai di atas ranjang. Anak semata wayangnya ini sedang sakit dan baru saja berduka.  Sebagaimana perkataan Bintang tadi pagi kalau Aira telah keguguran. Penyebab kegugurannya lantaran kondisi tubuh Aira yang lemah, stres berat dan mengalami cedera akibat terjatuh di kamar mandi. Hal ini tentunya mengejutkan Dayu dan Hanif selaku orang tua Aira. Mereka berdua akhirnya bertandang ke rumah anaknya ketika senja baru merona di angkasan.

Mereka sungguh kaget kala melihat Aira tergeletak lemas di atas ranjang. Dayu sempat ingin memarahi Aira karena tidak menjaga kondisinya, tetapi Hanif langsung menenangkan istrinya. Dayu tidak jadi marah, malah menyuapi anaknya dengan bubur ayam buatannya. Sesekali juga mengomel.

Wanita berusia lima puluh tujuh tahun itu mengarahkan sendok berisi bubur ke mulut anaknya, yang langsung dilahap oleh Aira. Dayu lekas membersihkan sudut bibir Aira dengan tisu tatkala terdapat sisa di sudut bibirnya. Aura keibuannya muncul saat melihat betapa pucat dan lemas daksa anaknya saat ini.

"Kamu itu mau jadi ibu. Yang harus kamu pikirkan itu dedek dan kamu sendiri. Jangan kecapekan, apalagi sampai teledor gitu!" ucap Dayu pada anaknya yang kini tengah memejamkan matanya.

Dayu hendaknya kembali menyuapi anaknya, tetapi langsung ditolak Aira. "Trimester pertama itu susah, Ai. Kalau terjadi sesuatu, bisa bahaya buat janin." katanya seraya mengaduk buburnya yang tinggal sedikit.

"Aira mau minum?" tawarnya kemudian pada sang anak.

Aira langsung mengangguk. Tenggorokannya pahit setelah bubur itu berkali-kali melewati mulutnya.

Dayu lantas menaruh mangkuk bubur di nakas, dan meraih secangkir teh hangat buatannya. Aira bangkit dari posisi setengah tidur menjadi duduk untuk minum teh buatan Dayu. Hangatnya teh langsung terasa olehnya kala cairan itu mengalir di tenggorokannya. Namun, tetap saja tidak mampu untuk menghilangkan rasa pahit itu.

"Kalau kamu mau hamil lagi, setelah haid bulan depan aja. Gak masalah, kok." ucap Dayu. Wanita itu menarik tangan Aira yang terasa panas.

Aira membalas ucapan ibunya dengan gelengan kepala. "Aira gak mau hamil lagi, Ma. Enggak dulu," jawabnya. Beralibi lagi, mendukung alibi yang telah Bintang ciptakan sebelumnya.

Sejatinya Aira kaget tahu Bintang mau berdusta untuknya. Lelaki itu mungkin di pikirannya ingin menghentikan alibi Aira sebelumnya. Aira lumayan lega karena ia tidak perlu berakting seolah ibu hamil.

"Gak boleh gitu, Ai! Kalau udah waktunya hamil, gak bisa nolak. Lagipula anak itu pengikat hubungan batin antara suami dan istri. Jangan menolak kehadiran anak!" ujar Dayu, menasehati anaknya.

Aira menghela napasnya, dan mendengarkan helaan napas beratnya. Wanita kelahiran dua puluh lima tahun silam itu merebahkan tubuhnya kembali di atas permukaan ranjang. Netranya yang sayu menatap langit-langit kamar. Sekilas dalam pikirannya terbesit hari perceraiannya, permintaan Bintang, identitas Bintang yang belum terbongkar dan gelangnya yang hilang. Hanya terbesit sekilas, tetapi mampu membuat dadanya nyeri.

Holo ft Changbin ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang