29. SEBENARNYA ...

5.2K 321 0
                                    

Kring... kring...

"Baik, bapak akhiri ----"

"Pak? Jangan akhiri hidup bapak pak!" Sahut Adit dengan histeris membuat satu kelas menahan tawa.

Pak Dika, guru sekaligus wali kelas XII MIPA 1 itu melotot garang ke Adit.

"Sembarangan kamu!" Pak Dika berkacak pinggang. "Lagian siapa yang mau akhiri hidup hah?!"

Adit mengerjap. "Tadi bapak kata nya, 'baik, bapak akhiri' gitu,"

"Maksud saya itu, akhiri pembelajaran ini, bukan hidup saya, Adit!" Pak Dika memijat pangkal hidung nya.

"Eh? Pak? Bapak pusing?" Sahut Gerry bertanya panik.

"Stres saya ngadepin Adit!"

"Anjir di cuekin!" Gumam Gerry kesal.

Gerry mengangkat tangan nya. "Pak? Bapak pusing kan?"

Pak Dika mengangguk.

"Minum obat nyamuk pak, kemaren nyamuk saya juga pusing jadi saya kasih obat nyamuk eh malah mati pak," Gerry menunduk sedih.

"Lah kok bisa mati? Kan obat nyamuk, berarti buat nyamuk kan?" Ucap pak Dika bertanya panik sambil mendekati kursi Gerry lalu mengelus bahu remaja lelaki itu.

"Saya ga tau pak," Gerry memeluk pak Dika yang berdiri. "Huaaaa nyamuk saya pak! Huaaaaaaa hiks!"

Fara menghela nafas. "Mimpi apa gue punya pacar kaya Gerry?"

"Mimpiin setan atau monyet kali!" Sahut pak Dika membuat Gerry semakin histeris.

"Mungkin Gerry dah stres gara gara nyamuk nya mati," sahut Adit dengan prihatin.

"Hah? Ya ampun, Gerry jangan gila ya? Nanti ga ada yang bisa bapak marahin lagi," pak Dika menjambak rambut Gerry.

"Aduh pak! Sakit woi! Huaaaaa Faraaa!!"

Nata menghela nafas. "Punya salah apa gue punya temen sama guru kaya mereka?"

***

Arkhan tersenyum tipis sambil membenarkan letak kaca mata yang ia gunakan sedangkan mata nya terus terarah ke arah Nata yang sibuk dengan handphone nya.

Dimana ada wifi pasti gadis itu langsung menyalakan handphone nya dan memainkan salah satu aplikasi di handphone nya.

NATA 'PEJUANG WIFI' AZALIA.

Arkhan menggelengkan kepala nya lalu menghela nafas.

"Kenapa lo? Galau?" Sahut Zara dengan mata yang tetap fokus dengan handphone nya.

"Ga,"

Zara memutar bola mata nya. "Ngeles aja lo!"

Arkhan mengerjap pelan. "Lo mau gue traktir ga?"

"Mau lah!" Zara menyipitkan mata nya. "Pasti ada mau nya lo?"

Arkhan mengangguk. "Lo kasih paper bag ini ke Nata ya? Ntar gue traktir,"

"Kenapa ga lo aja yang ngasih?" 

"Percuma, dia pasti langsung pergi,"

Zara mengangguk lalu mengambil paper bag itu. "Huft, Demi sepupu! Eh--- demi traktiran!"

Zara terkekeh geli sedangkan Arkhan hanya mendengus.

"Sana!"

"Iye iye, sabar elah!"

My Selebgram [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang