5. Anger

1.9K 155 10
                                    

Drap

Drap

Drap

Drap

Nathan Mendrible bola basketnya. Ia menatap kosong ring bola yang ada dihadapannya. Ia langsung men shoot bola nya dan berlari kembali mengambil bola itu.

Napasnya terengah-engah, ia menyeka keringat yang membanjiri wajahnya. Ia menunduk, mengatur deru napasnya yang memburu.

Ia memejamkan matanya, menikmati kesunyian yang ada dilapangan sekolahnya. Hari sudah mulai gelap, dan ia masih berada disekolah untuk latihan basket.

Semilir angin menerpa rambutnya. Ia menikmatinya masih dengan memejamkan matanya. Deru napasnya mulai normal kembali.

"Nathan" Nathan semakin memejamkan matanya. Jantungnya berdetak lebih kencang ketikan mendengar suara itu.

Nggak! Pasti gue lagi halusinasi. Batinnya berusaha menyangkal. Ia menggelengkan kepalanya pelan

"Nathan" Panggil suara itu lagi. Nathan terjongkok, ia menutup kedua telinganya

"Nggak! Nggak mungkin! Gu-gue pasti lagi halusinasi" Sanggah nya dengan suara bergetar. Keringat dingin mulai membanjiri wajahnya

"Nath, ini gue" Ucap suara itu lagi.

"Nggak! Nggak mungkin! E-ela udah meninggal! Gu-gue pasti lagi mimpi!" Bantahnya dengan cepat. Memukul kepalanya, masih memejamkan kedua matanya

"Buka mata lo Nath" Ucap suara itu lagi. Nathan terdiam. Ia mencubit tangannya. Sakit! Berarti ini nyata! Ia tidak sedang bermimpi

Perlahan ia membuka matanya. Wajah cantik seseorang yang tengah tersenyum manis kearahnya pun menyambut penglihatannya.

Ia mengerjapkan matanya berkali-kali, mengucek nya barang kali ia tengah bermimpi. Ia kembali memejamkan matanya.

"I-ini nggak mungkin!" Ucapnya dengan pelan, jantungnya benar-benar menggila. Ia membuka matanya lebar-lebar sambil tersenyum.

Senyumnya mendadak meluntur. Hatinya terasa sakit kala tidak mendapati siapapun yang ada dihadapannya. Ia meremat rambutnya dengan kuat

"ARRGHHH!! ELA!!!"

⚔⚔⚔⚔

Nathan berjalan gontai memasuki rumahnya. Ia menyeret tasnya dengan lemas. Raut sendu tercetak jelas di wajahnya.

"Kamu kenapa Nath?" Tanya suara ibunya membuatnya menatap orang yang telah melahirkannya ke dunia dengan sedih

"Nggak papa" Jawabnya pelan. Ia kembali melangkahkan kakinya meninggalkan Bunga yang menatap punggungnya dengan bingung

Nathan menutup pintu kamarnya tak lupa menguncinya. Ia berjalan lemas menuju kasurnya. Ia membanting tubuhnya diatas kasur empuknya itu.

"Kenapa lo sering muncul El?!" Ujarnya dengan lirih. Ia memejamkan matanya sambil meremat selimut yang ada di bawah tubuhnya.

"Apa bener lo masih hidup? Atau ini cuma imajinasi gue doang?" Tanyanya. Ia menegakkan tubuhnya. Mengambil sebuah foto yang ada dinakas. Seulas senyum penuh luka ia gambarkan. Ia mengelus pelan foto itu.

"Apa karena gue kangen sama lo makanya gue bayangin lo ada disekitar gue?" Tanyanya dengan senyumannya itu.

"Maafin gue El, lo pasti sedih disana ngeliat gue ya?" Nathan mendongakkan kepalanya, ia memejamkan matanya berkali-kali menghalau air mata yang sudah menampung dipelupuk matanya.

[2]  NEW LIFE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang